Keraton Yogyakarta

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Tugu Yogyakarta

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Malioboro Yogyakarta

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Candi Borobudur

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Taman Sari Yogyakarta

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Power vs Force dalam Bahasa Indonesia







Bismillah
Renungan pagi untuk para calon2 ...
'SANG PENCERAH' di masa depan

Power vs Force
Faktor Terselubung Penentu Perilaku Manusia
Karya David R. Hawkins M.D.,Ph.D
Psikiater, Peneliti kesadaran, Dosen spiritual, dan Mistikus
Terbitan Pertama: 1994

Di bukunya Power vs Force, dia meneliti hubungan antara
tubuh fisik sama kekuatan spiritual,dengan riset selama 20 tahun.
Bahasa sederhananya,meng ilmiah kan spiritual.

Dia memakai semacam tes kinesiologi untuk mengukur energi yang dikeluarkan manusia dalam skala kesadaran tertentu. Dari satuan 0 sampai 1000 poin, David R. Hawkins mengklasifikasikan 17 Tingkat Kesadaran.

Inilah 17 Tingkat Kesadaran Diri Manusia :

1. Pencerahan (Energy Level 700-1000)

Tidak dapat dijelaskan adalah emosi yang terasa di tingkat kesadaran ini. Kesadaran pencerahan adalah tingkat evolusi kesadaran tertinggi dari manusia. Orang-orang terbesar dalam sejarah seperti Krisna, Buddha, Isa Almasih, Bunda Theresa, adalah mereka yang berada di tingkat ini. Keberadaan orang tersebut sepenuhnya meliputi dan melampaui ruang dan waktu. Dijelaskan bahwa proses yang terjadi adalah kesadaran murni. Hidup yang terlihat pada kesadaran ini adalah ‘ada’. Dalam proses pencapaian potensi tertinggi dan menjadi yang terbaik dalam hidup, kesadaran pencerahan inilah yang semestinya kita perjuangkan sebisa mungkin.

2.Kedamaian (Energy Level 600)

Adalah emosi kebahagiaan. Di tingkat ini, tidak ada lagi terasa perbedaan antara pengamat dan yang diamati. Orang-orang di tingkat kesadaran ini menjadi guru spiritual, jenius-jenius besar di bidangnya yang memberikan konstribusi nyata pada kehidupan manusia; mereka biasanya memahami lebih dari sistem kepercayaan yang ada dan menjadikannya kespiritualan murni. Pemahaman yang dimiliki melambat, melampaui batasan ruang dan waktu. Proses yang dialami adalah iluminasi; yang terlihat adalah kesempurnaan. Hawkins menyatakan bahwa hanya 1 dari 10 juta orang berada pada tingkat kesadaran ini.

3.Kebahagiaan (Energy Level 540)

Emosi yang dominan di tingkat kesadaran ini adalah ketenangan dan belas kasih. Kebahagiaan yang tumbuh dari dalam dan bukannya dari sumber luar. Kesadaran kebahagiaan adalah tingkatnya para orang suci, pelajar spiritual tingkat tinggi, pertapa, penyembuh, dan pemikir. Karakter yang terlihat adalah kesabaran yang luar biasa besar dan sikap positif yang tidak tergoyahkan oleh apa pun. Dunia terlihat sebagai satu kesempurnaan dan keindahan.

Orang yang berada di tingkat kesadaraan kebahagiaan akan tergerak untuk mendedikasikan hidupnya untuk kebaikan hidup, daripada untuk individu tertentu. Di sini, proses transfigurasi terjadi (pancaran cahaya dari orang tersebut). Yang terlihat oleh individu pada level kesadaran ini adalah keutuhan (dunia). Pengalaman dekat kematian (atau NDE) biasanya ngasih orang beberapa saat memvibrasikan kekuatan kesadaran selevel ini.

4.Cinta (Energy Level 500)

Kesadaran cinta yang dimaksudkan adalah bentuk cinta yang tulus, tidak tergoyahkan, tidak berubah, tidak terpengaruh dengan keadaan luar. Jelas nggak sama dengan cinta yang diagung-agungkan media, yang digambarkan penuh dengan nafsu, keinginan, harga diri, kontrol, mencandui, kecemburuan, dan posesif. Kalau media biasa bilang kalo lawannya cinta adalah benci, di tingkat kesadaran ini, kebencian dilihat sebagai akar dari rasa bangga (keinginan untuk mengkontrol dan posesif), dan bukan cinta yang benar-benar cinta.

Yang dirasakan pada tingkat kesadaran cinta (tak bersyarat) ini adalah rasa hormat. Keberadaan dualisme, atau dua oposisi konsep atau aspek, menjadi ilusi; perasaan dirasa sebagai satu kesatuan yang berada jauh di atas perbedaan. Cinta tak bersyarat melingkupi semua orang dan melebihi diri sendiri. Kalo kesadaran alasan berhubungan sama fakta tertentu, kesadaran cinta berhubungan sama keseluruhan fakta, yang meningkatkan kapasitas diri untuk memahami. Aspek ini berhubungan dengan intuisi. Proses yang dirasa adalah pengilhaman atau wahyu. Dengan kesadaran cinta, yang terlihat dalam hidup adalah keramahan, tanpa perbedaan, ketakutan atau kenegatifan. Hawkin menyebutkan hanya 0.4% dari populasi (1 dari tiap 250 orang) mencapai tingkat kesadaran ini.

5.Alasan / Akal (Energy Level 400)

Kesadaran emosi di tingkat ini adalah pemahaman dan rasional. Kita mulai mencari pengetahuan dan informasi sebanyak mungkin dan menganalisa dengan seksama sebelum memutuskan kesimpulan. Menurut sumber, para pemenang hadiah nobel, ahli ilmu pengetahuan dan pengobatan, dan pemikir-pemikir besar dalam sejarah adalah mereka yang beresonansi di tingkat kesadaran ini. Tapi, akal terbatas pada konsep dan teori intelektual. Ketika ada perbedaan teori dan argumentasi terjadi, kesadaran akal mengalami semacam kebuntuan yang menyebabkan ketidakmampuan menyelesaikan perbedaan tadi. Akhirnya pun jadi proses abstraksi atau kesenjangan fakta. Fokus yang dilihat kesadaran akal adalah pemahaman.

6.Penerimaan (Energy Level 350)

Dalam kesadaraan penerimaan, seseorang akhirnya menyadari bahwa dia adalah pencipta dan pusat dari hidupnya sendiri. Orang tersebut (1) sadar akan sistem sosial yang ada di hidupnya, keluarga, masyarakat, negara, agama, kerja (2) bisa membedakan beberapa kepercayaan, cara pandang, dan keadaan yang ada di sekitarnya (3) bisa menempatkan diri dan hidupnya di atas dan melebihi semua sistem sosial ini.

Karakter sifat yang terlihat dari tingkat kesadaran ini adalah penerimaan dan penolakan, pencarian akan keteguhan dan penilaian benar-salah, jangka panjang-jangka pendek, pengusahaan untuk pertumbuhan diri. Emosi yang dirasakan dominan adalah memaafkan. Proses yang terus berlangsung transenden dan yang dilihat adalah kepaduan.

7.Kemauan (Energy Level 310)

Rasa optimis berlipat-lipat di kesadaran ini. Dengan kemauan, seseorang jadi terbuka dengan dan untuk melakukan apa pun – tanpa terpengaruh penilaian orang lain atau batasan. Semisal adalah ketika orang mau melakukan pekerjaan rendahan seandainya nggak bisa dapet pekerjaan di mana pun. Karakteristik pembeda antara kemauan dan tingkatan kesadaran di bawahnya adalah kemauan (keinginan) buat melakukan hal dengan sebaik-baiknya, nggak cuma sekedar melakukan aja.

Orang dengan kesadaran kemauan akan dengan mudahnya berdiri lagi semisal dia jatuh, gampang banget beradaptasi dan terbuka dengan siapa saja. Kesuksesan mengikuti orang-orang dengan kesadaran ini. Proses yang terjadi di kesadaran kemauan adalah keinginan (untuk melakukan apa pun). Hidup yang terlihat adalah harapan. Orang-orang yang melakukan yang terbaik dalam karirnya dalam korporasi atau entrepreneur adalah yang berada di tingkat kesadaran ini.

8.Netral (Energy Level 250)

Emosi yang terasa di tingkat kesadaran ini adalah rasa percaya dan rasa aman. Di sini, kita menilai dengan objektif, tidak menghakimi, dan bisa melihat segala sesuatunya dengan apa adanya. Kita tidak mementingkan kepemilikan harta benda, tidak terpengaruh situasi, tidak berekspetasi, dan tahan-tahan aja kalo hidup mulai naik-turun. Kalo nggak bisa mendapatkan apa yang diinginkan, kita akan tetap bahagia dengan yang lain.

Netral nggak sama dengan apatis, kekuatan kesadaran di tingkat netral datang dari kepositifan. Di kesadaran netral, kita paham akan kekuatan dan kemampuan yang ada di dalam diri dan nggak merasa butuh buat ngebuktiin apa pun ke siapa pun; apatis, rasa ditinggalkan oleh diri dan dunia yang membuat kita bersikap acuh tak acuh dan patah semangat dengan dunia luar. Proses kesadaran netral adalah ketika kita melepaskan semuanya, dan melihat kepuasan dalam hidup, apa pun jadinya nanti. Orang-orang di tingkat kesadaran ini gampang bergaulnya, tapi nggak terlalu terikat dengan visi karena mereka memisahkan diri dari segala sesuatunya.

9.Keberanian (Energy Level 200)

Emosi yang signifikan adalah pengukuhan akan kekuatan. Inilah poin pemisah antara Power and Force (Kekuatan Kemampuan dan Kekuatan Energi), dimana seseorang mulai menciptakan perubahan dengan menggunakan kekuatan yang membangun. Poin pertama kesadaran penuhnya seseorang dari kehidupan zombie-nya.

Di poin-poin tingkat kesadaran di bawah 200, dunia terlihat putus asa, tragis, menakutkan, menuntut; orang melihat dirinya sebagai korban, minta jadi pupuk bawang dan dipengaruhi kekuatan dari dunia luar.

Dengan keberanian, orang melihat hidup jadi mengasikkan dan penuh kemungkinan. Ada penguatan di tingkat kesadaran ini. Menandai dimulainya pertumbuhan diri, dimana seseorang akhirnya akan melakukan sesuatu dalam hidupnya. Semuanya jadi terlihat mungkin – semuanya bisa diatasi karena kita bisa menumbuhkan kekuatan untuk berkompromi dengan suatu situasi hidup. Di tingkat kesadaran di atas 200, seseorang mampu memahami bahwa kebahagiannya dan hidupnya diputuskan oleh dirinya sendiri.

10.Bangga (Energy Level 175)

Bisa dilihat dari sikap yang cenderung merendahkan orang lain atau harga akan diri yang –kelewat—tinggi. Di sistem sosial kita, sering kali gengsi atau bangga dilihat sebagai sikap yang perlu dikembangkan dan positif. Kerasa banget kayak di kebanggan jadi bagian dari kelompok, institusi, perusahaan, negara, agama, ras.

Gimana pun, kebanggaan bisa dilihat dari dua sisi, karena tiap orang punya reaksi yang beda-beda. Kayak misal, negara ada karena orang merasa bangga dengan tanah airnya dibanding tempat lainnya. Agama pun ada karena orang merasa bangga dengan kepercayaannya akan Tuhan dan nilai-nilai yang diangkat yang menjadikan dirinya berbeda. Di tingkat individu, orang yang merasa bangga dengan kepemilikan atau hal-hal yang bersifat material lainnya, disinilah bangga jadi nggak penting. Karena kepemilikan itu bisa diambil sewaktu-waktu.

Bangga menghasilkan sikap penolakan dan arogan. Dengan adanya bangga, orang bersikap dengan mendahulukan ego yang tinggi dan jadinya tidak objektif. Mikirnya jadi nuntut dan nuntut.

11.Kemarahan (Energy Level 150)

Emosi yang menguasai di tingkat ini adalah kebencian. Kemarahan adalah ungkapan dari rasa benci, frustasi, bahkan balas dendam. Secara masyarakat luas, bentuk kemarahan adalah gerakan-gerakan aktifis di berbagai isu (lingkungan, hak makhluk hidup, negara-negara dunia ketiga, kemiskinan), persamaan hak, gerakan-gerakan sosial.

Di tingkat individu, contohnya kayak sikap yang nyebelin dan cenderung keras, gampang naik darah. Sisi baiknya, kemarahan membentuk pembebasan dan gerakan-gerakan besar dalam masyarakat; jeleknya, dia memicu perilaku berbahaya yang disengaja. Bentuk emosi marah bisa dilihat dari sikap yang agresif. Mikirnya jadi antagonis, orang jadi kasar, nggak ramah, nggak asik, dan bersikap melawan orang lain.

12.Nafsu Keinginan (Energy Level 125)

Di tingkat keinginan, nafsu untuk memiliki/mendapatkan mendominasi. Orang-orang yang mengejar uang dan jabatan jadi target hidup yang lebih baik, jomblo-jomblo yang udah lama kepingin pacaran, permainan marketing yang memanfaatkan ‘keinginan’ di pikiran society make iklan dan janji-janji kebahagian dengan konsumsi barang-barang yang material, industri fashion juga.

Ketagihan adalah produk dari keinginan, kayak berbagai keinginan—biasanya malah ngidam—makanan, video game, kesenangan, seks, shopping, ngejar uang dan power tadi, dan seterusnya. Orang jadi terjebak dan terbudakkan di sini karena keinginan itu nggak ada ujungnya. Hidupnya jadi cenderung ngeliat kekecewaan, apalagi kalo nggak bisa dapetin apa yang jadi keinginannya. Keinginan lebih tinggi tingkatnya di atas ketakutan karena keinginan akan suatu hal memicu orang untuk melakukan sesuatu—dan bukannya menarik diri.

13.Ketakutan (Energy Level 100)

Energi di tingkat ini terbaca sebagai kekhawatiran. Seringnya perasaan takut yang muncul berhubungan dengan ketakutan akan penolakan, akan kegagalan, akan ketidakpastian, akan tantangan, akan penuaan, akan kematian, akan kehilangan, akan orang asing. Bentuk emosi yang sering dihadapi mereka yang bekerja di bidang marketing dan politik. Rasa takut bisa membentuk paranoia dan berubah menjadi obsesi. Di tingkat ini, orang ngeliat semua bentuk ketidakpastian kayak nakutin dan memicu sikap penarikan. Jadinya, rasa takut jadi penghalang buat pertumbuhan diri karena dunia terlihat menakutkan.

14.Kesedihan (Energy Level 75)

Level dimana orang ngerasa sedih berlebih, penyesalan, dan kehilangan. Banyak orang bervibrasi di tingkat ini waktu kehilangan—bisa orang yang disayang, hubungan, kepemilikan, uang, pekerjaan, dan lain dan sebagainya. Seringnya yang keluar adalah nangis, nyesel, susah move on. Waktu sedih, orang cenderung ngelihat kemurungan dan kesuraman dalam hidup dan seluruh dunia. Pandangan hidupnya jadi tragis. Energi kesedihan lebih kuat dibanding apati, karena orang mulai merasa lebih banyak energi di level ini.

15.Apatis (Energy Level 50)

Keadaan keputusasaan dan tidak tertolong. Di tingkat kesadaran ini, orang biasanya jadi needy dan bergantung sama orang lain. Biasanya terjadi sama pengemis, masyarakat kelas bawah ke bawah, sama kelompok usia lanjut. Masyarakat luas ngerasa orang-orang yang bervibrasi di level ini sebagai “beban” dan cenderung menghindari mereka. Tingkat ini berhubungan sama abdikasi, dimana orang memilih untuk menyerah dan menjadikan orang lain seakan-akan bertanggung jawab atas hidupnya. Pandangan hidup di kesadaran ini adalah nggak adanya harapan..

16.Bersalah (Energy Level 30)

Tes kinesiologi nunjukin orang berada di skala poin ini, ketika dia ada ngerasa salah dan nyesel. Perasaan yang sadar atau nggak sadar bisa mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku seseorang. Hukuman publik dari sistem sosial memperparah keadaan dengan adanya sebutan “pendosa” dan “suci” yang bikin orang-orang di level ini merasa ‘terkutuk’ dan semakin menghancurkan dirinya.Tingkat kesadaran dimana orang merasa dipermalukan, kepercayaan diri rendah, dan paranoid. Ekspresi yang kebaca di skala getaran energi ini adalah ketika seseorang merasa dia “hilang muka”, nggak berdaya, nggak berguna, pingin nggak keliatan aja. Bertahan di tingkat vibrasi kesadaran ini terlalu lama, orang bisa kepikiran buat bunuh diri, bunuh orang lain bahkan, pemerkosa, atau jadi orang yang suka menghakimi orang lain dengan merasa dirinya yang paling bener. Di kesadaran ini, orang terbatas ngelihat bentuk-bentuk kesengsaraan.

17.Malu (Energy Level 20)

Tingkat rasa malu sangat dekat dengan kematian, yang dapat dipilih dari rasa malu sebagai bunuh diri sadar atau lebih dipilih secara halus oleh kegagalan untuk mengambil langkah-langkah untuk memperpanjang hidup, seperti dalam "bunuh diri pasif." Kematian karena kecelakaan yang bisa dihindari sering terjadi. Kita semua memiliki kesadaran akan rasa sakit karena “kehilangan muka,” menjadi tidak dihargai, atau merasa seperti “bukan orang”. Di level ini, orang-orang menggantung kepala dan menyelinap pergi, berharap mereka tidak terlihat. Pembuangan adalah iringan tradisional dari rasa malu dan, dalam masyarakat primitif dari mana kita semua berasal, pembuangan adalah sama dengan kematian.

Pengalaman awal kehidupan seperti pelecehan seksual, yang mengarah pada Malu, membelokkan kepribadian sering untuk seumur hidup kecuali masalah ini diselesaikan dengan terapi. Rasa malu, seperti yang ditentukan Freud, menghasilkan neurosis. Ini merusak kesehatan emosional dan psikologis dan, sebagai akibat dari rendahnya harga diri, membuat seseorang rentan terhadap perkembangan penyakit fisik. Kepribadian berbasis rasa malu adalah pemalu, menarik diri, dan tertutup.

Rasa malu juga digunakan sebagai alat kekejaman, dan korbannya sering menjadi kejam sendiri. Anak-anak yang dipermalukan kejam terhadap binatang dan saling kejam. Perilaku orang yang tingkat kesadarannya baru di level 20-an berbahaya. Mereka rentan terhadap halusinasi yang bersifat menuduh, seperti juga paranoia; beberapa menjadi psikotik atau melakukan kejahatan aneh.

Beberapa individu yang berbasis rasa malu mengimbangi perfeksionisme dan kekakuan, dan seringkali menjadi terdorong dan tidak toleran. Contoh terkenal dari ini adalah para ekstrimis moral yang membentuk kelompok main hakim sendiri, memproyeksikan rasa malu mereka sendiri yang tidak disadari kepada orang lain yang kemudian mereka rasa dibenarkan karena menyerang atau membunuh dengan benar. Pembunuh berantai sering bertindak keluar dari moralisme seksual, dengan pembenaran menghukum yang disebut wanita "jahat".

Karena itu meruntuhkan seluruh tingkat kepribadian seseorang, Malu menghasilkan kerentanan terhadap emosi negatif lainnya, dan, karenanya, sering kali menghasilkan kesombongan, kemarahan, dan rasa bersalah yang salah.

Akhirnya,bisa jadi ...
buku ini mengingatkan kita :

Dalam setiap diri manusia ada ruh Ketuhanan,
ruh Ketuhanan yang hidup,berenergi,lengkap,sempurna.

Emotion (energy in motion) yang dirasakan di hati,
terlintas dalam kesadaran di pikiran,
pikiran menghasilkan perbuatan,
perbuatan menghasilkan kebiasaan,
kebiasaan menghasilkan nasib.
nasib menjadi takdir,
takdir diubah dengan do'a
yang sepenuh hati dan kesadaran sepenuh pikiran.

Bukankah setiap diri kita adalah pembawa pesan rohmatan lil 'alamin?
Menyebarkan rahmat dan kesejahteraan bagi seluruh alam semesta.

Alhamdulillah dan Terima Kasih
Semoga bermanfaat dalam mengenal diri kita lebih dalam
untuk membangun kesadaran diri kita tentang kehidupan
dan bermanfaat untuk seluruh alam semesta.
Al Fatihah
Aamiin

Selamat berlibur di akhir pekan
Happy weekend

Power vs Force dalam file PDF (2,5MB):
https://universeisathought.files.wordpress.com/2014/11/power-vs-force-hawkins-david-r.pdf

Buku Power vs Force dalam Bahasa Indonesia,
silahkan dapatkan di :
https://web.facebook.com/aswar.bookstore

Thank juga untuk :
Mbah Heri Smile Suchaeri & Penerbit Rumi





#consciousness #enlightenment #Behavior #Human #Universe #Pencerahan #Kesadaran #Perilaku #Manusia #Ulama #Umara #Umat #Santri #Indonesia #PowerVsForce #Islam #Love #Peace #DarkSide #LightSide

Ready Stock

Buku POWER VS FORCE
Hard Cover - 300 halaman
Buku ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia,
dan diterbitkan oleh Penerbit Rumi Publishing,
under licensed David R Hawkins,
dicetak di Tamapritindo,Jakarta.

Bukan file pdf,bukan file ebook,
bukan fotocopian,
 bisa dibeli online di 
Tokopedia - Free Ongkir Se Indonesia :

Shopee :

Bukalapak - Free Ongkir se Indonesia:

Lazada :

OLX :











Maulid Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wassalam





Maulid Nabi Muhammad Shollallahu alaihi wassalam

Ketika kita membaca kalimat diatas maka didalam hati kita sudah tersirat bahwa kalimat ini akan langsung membuat alergi bagi sebagian kelompok muslimin, saya akan meringkas penjelasannya secara ‘Aqlan wa syar’an, (logika dan syariah).
Sifat manusia cenderung merayakan sesuatu yang membuat mereka gembira, apakah keberhasilan, kemenangan, kekayaan atau lainnya, mereka merayakannya dengan pesta, mabuk mabukan, berjoget bersama, wayang, lenong atau bentuk pelampiasan kegembiraan lainnya, demikian adat istiadat diseluruh dunia.

Sampai disini saya jelaskan dulu bagaimana kegembiraan atas kelahiran Rasul SAW.

Allah merayakan hari kelahiran para Nabi Nya ;
Firman Allah : “(Isa berkata dari dalam perut Ibunya) Salam sejahtera atasku, di hari kelahiranku, dan hari aku wafat, dan hari aku dibangkitkan” (QS Maryam 33)
Firman Allah : “Salam Sejahtera dari kami (untuk Yahya as) dihari kelahirannya, dan hari wafatnya dan hari ia dibangkitkan” (QS Maryam 15) - Rasul saw lahir dengan keadaan sudah dikhitan
(Almustadrak ala shahihain hadits no.4177)

Berkata Utsman bin Abil Ash Asstaqafiy dari ibunya yang menjadi pembantunya Aminah RA Bunda Nabi SAW, ketika Bunda Nabi SAW mulai saat saat melahirkan, ia (Ibu utsman) melihat bintang bintang mendekat hingga ia takut berjatuhan diatas kepalanya, lalu ia melihat cahaya terang benderang keluar dari Bunda Nabi saw hingga membuat terang benderangnya kamar dan rumah
(Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)

Ketika Rasul SAW lahir kemuka bumi beliau langsung bersujud (Sirah Ibn Hisyam)
Riwayat shahih oleh Ibn Hibban dan Hakim bahwa Ibunda Nabi saw saat melahirkan Nabi saw melihat cahaya yang terang benderang hingga pandangannya menembus dan melihat Istana Istana Romawi
(Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)

Malam kelahiran Rasul SAW itu runtuh singgasana Kaisar Kisra, dan runtuh pula 14 buah jendela besar di Istana Kisra, dan Padamnya Api di Kekaisaran Persia yang 1000 tahun tak pernah padam.
(Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)

Kenapa kejadian kejadian ini dimunculkan oleh Allah SWT?
Kejadian kejadian besar ini muncul menandakan kelahiran Nabi SAW.

Rasulullah SAW memuliakan hari kelahiran Beliau SAW

Ketika beliau Rasulullah SAW ditanya mengenai puasa di hari senin, beliau Rasulullah SAW menjawab :
“Itu adalah hari kelahiranku, dan hari aku dibangkitkan”
(Shahih Muslim hadits no.1162). Dan dari
hadits ini sebagian saudara2 kita mengatakan boleh merayakan maulid Nabi SAW asal dengan puasa.
Rasul SAW jelas memberi pemahaman bahwa hari senin itu berbeda dihadapan beliau SAW dari pada hari lainnya, dan hari senin itu adalah hari kelahiran beliau SAW.

Karena Beliau SAW tak menjawab, misalnya : “oh puasa hari senin itu mulia dan boleh boleh saja..”,
namun Beliau bersabda : “itu adalah hari kelahiranku”, menunjukkan bagi Beliau SAW hari kelahiran
Beliau SAW ada nilai tambah dari hari hari lainnya.
Contoh mudah misalnya zeyd bertanya pada amir : “bagaimana kalau kita berangkat umroh pada 1 Januari?”,
maka amir menjawab : “oh itu hari kelahiran saya”.
Nah, bukankah jelas bahwa Zeyd memahami bahwa 1 januari adalah hari yang berbeda dari hari hari lainnya bagi amir?
dan Amir menyatakan dengan jelas, jahwa 1 januari itu adalah hari kelahirannya, dan berarti Amir ini termasuk orang yang perhatian pada hari kelahirannya, kalau amir tak acuh dengan hari kelahirannya maka pastilah ia tak perlu menyebut nyebut bahwa 1 januari adalah hari kelahirannya, dan Nabi SAW tak memerintahkan puasa hari senin untuk merayakan kelahirannya.
Pertanyaan sahabat ini berbeda maksud dengan jawaban Beliau SAW yang lebih luas dari sekedar pertanyaannya, sebagaimana contoh diatas, Amir tak mmerintahkan umroh pada 1 januari karena itu adalah hari kelahirannya, maka mereka yang berpendapat bahwa boleh merayakan maulid hanya dengan puasa saja, maka tentunya dari dangkalnya pemahaman terhadap ilmu bahasa.
Orang itu bertanya tentang puasa senin, maksudnya boleh atau tidak?, Rasul SAW menjawab : hari itu hari kelahiranku, menunjukkan hari kelahiran Beliau SAW ada nilai tambah pada pribadi Beliau SAW, sekaligus di perbolehkannya puasa dihari itu. Maka jelaslah sudah, bahwa Nabi SAW termasuk yang perhatian pada hari kelahiran beliau SAW, karena memang merupakan bermulanya sejarah bangkitnya islam.

SAHABAT MEMULIAKAN HARI KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW

Berkata Abbas bin Abdulmuttalib RA : “Izinkan aku memujimu wahai Rasulullah..”
maka Rasul SAW menjawab: “silahkan..,maka Allah akan membuat bibirmu terjaga”,
maka Abbas RA memuji dengan syair yang panjang, diantaranya : “… dan engkau (wahai Nabi SAW) saat hari kelahiranmu maka terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang dan langit bercahaya dengan cahayamu, dan kami kini dalam naungan cahaya itu dan dalam tuntunan kemuliaan (Al
Qur’an) kami terus mendalaminya” (Mustadrak ‘ala shahihain hadits no.5417)

KASIH SAYANG ALLAH ATAS KAFIR YANG GEMBIRA ATAS KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW
Diriwayatkan bahwa Abbas bin Abdulmuttalib melihat Abu Lahab dalam mimpinya, dan Abbas bertanya padanya : “Bagaimana keadaanmu?”,
Abu lahab menjawab : “Di neraka, cuma diringankan siksaku setiap senin karena aku membebaskan budakku Tsuwaibah karena gembiraku atas kelahiran Rasul SAW"
(Shahih Bukhari hadits no.4813, Sunan Imam Baihaqi Alkubra hadits
no.13701, syi’bul iman no.281, fathul  baari Almasyhur juz 11 hal 431).

Walaupun kafir terjahat ini dibantai di alam barzakh, namun tentunya Allah berhak menambah siksanya atau menguranginya menurut kehendak Allah SWT, maka Allah menguranginya setiap hari senin karena telah gembira dengan kelahiran Rasul SAW dengan membebaskan budaknya.
Walaupun mimpi tak dapat dijadikan hujjah untuk memecahkan hukum syariah, namun mimpi dapat dijadikan hujjah sebagai manakib, sejarah dan lainnya, misalnya mimpi orang kafir atas kebangkitan
Nabi SAW, maka tentunya hal itu dijadikan hujjah atas kebangkitan Nabi SAW.

Maka Imam imam diatas yang meriwayatkan hal itu tentunya menjadi hujjah bagi kita bahwa hal itu benar adanya, karena diakui oleh imam imam dan mereka tak mengingkarinya.

RASULULLAH SAW MEMPERBOLEHKAN SYAIR PUJIAN DI MASJID
Hassan bin Tsabit RA membaca syair di Masjid Nabawiy yang lalu ditegur oleh Umar RA, lalu Hassan berkata : “aku sudah baca syair nasyidah disini dihadapan orang yang lebih mulia dari engkau wahai
Umar (yaitu Nabi SAW), lalu Hassan berpaling pada Abu Hurairah RA dan berkata : “Bukankah kau dengar Rasul SAW menjawab syairku dengan doa : Wahai Allah, bantulah ia dengan RuhulQudus?, maka Abu Hurairah RA berkata : “Betul”
(Shahih Bukhari hadits no.3040, Shahih Muslim hadits no.2485).
Ini menunjukkan bahwa pembacaan Syair di masjid tidak semuanya haram, sebagaimana beberapa hadits shahih yang menjelaskan larangan syair di masjid.Namun jelaslah bahwa yang dilarang adalah syair syair yang membawa pada Ghaflah,pada keduniawian, namun syair syair yang memuji Allah dan Rasul Nya maka hal itu diperbolehkan oleh Rasul SAW bahkan dipuji dan didoakan oleh beliau SAW. sebagaimana riwayat diatas, dan masih banyak riwayat lain sebagaimana dijelaskan bahwa Rasul SAW mendirikan mimbar khusus untuk Hassan bin tsabit di masjid agar ia berdiri untuk melantunkan syair syairnya .
(Mustadrak ala shahihain hadits no.6058, sunan Attirmidzi hadits no.2846) oleh Aisyah ra bahwa ketika ada beberapa sahabat yang mengecam Hassan bin Tsabit RA maka Aisyah RA berkata : “Jangan kalian caci Hassan, sungguh ia itu selalu membanggakan Rasulullah SAW”
(Musnad Abu Ya’la Juz 8 hal 337).

PENDAPAT PARA IMAM DAN MUHADDITS ATAS PERAYAAN MAULID
1. Berkata Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Asqalaniy Rahimahullah : "Telah jelas dan kuat riwayat yang sampai padaku dari shahihain, bahwa Nabi SAW datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yang berpuasa hari asyura (10 Muharram)", maka Rasul SAW bertanya, maka mereka berkata : “hari ini hari di tenggelamkannya Fir’aun dan Allah menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur pada Allah SWT, maka bersabda Rasul SAW : “kita lebih berhak atas Musa AS dari kalian”, maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas anugerah yang diberikan pada suatu hari tertentu
setiap tahunnya, dan syukur kepada Allah bisa di dapatkan dengan berbagai cara, seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alqur’an, maka nikmat apalagi yang melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman Allah SWT “SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH PADA ORANG-ORANG MUKMININ KETIKA DI BANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA” (QS Al Imran 164).

2. Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah : "Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul SAW ber akikah untuk dirinya setelah beliau SAW menjadi Nabi"
(Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dengan sanad shahih dan Sunan Imam Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300).

Dan telah di riwayatkan bahwa telah ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia Beliau SAW 7 tahun, dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah bahwa aqiqah Beliau SAW yang kedua atas dirinya adalah sebagai tanda syukur Beliau SAW kepada Allah SWT yang telah membangkitkan Beliau SAW sebagai Rahmatan lil’aalamiin dan membawa Syariah untuk ummatnya.
Maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan tasyakkuran dengan Maulid beliau SAW dengan mengumpulkan teman teman dan saudara saudara, menjamu dengan makanan makanan dan yang serupa itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan.
Bahkan Imam Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai perayaan maulid dengan nama : “Husnulmaqshad fii ‘amalilmaulid”.

"Dari Abu Sa'id Al Khudri bahwa Rosulullah sholla Allahu 'alaihi wa sallam bersabda : Perbanyaklah dzikir kepada Allah sehingga mereka (orang-orang munafiq ) mengatakan : (Engkau) orang gila".
(HR. Ahmad , Abu Ya'la , Ibnu Hibban dan Al-Hakim dan beliau menshohihkannya) Banyak Ulama yang menshohihkan, hanya sedikit yang mendloifkan... Selamat menjadi ummat yang bergembira dengan maulid Nabi .

3. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) :
Merupakan Bid’ah hasanah yang mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yang diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul SAW dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul SAW dan membangkitkan rasa cinta pada beliau SAW dan bersyukur kepada Allah dengan kelahiran Nabi SAW.

4. Pendapat Imamul Qurra’ Alhafidh Syamsuddin Aljazriy rahimahullah dalam
kitabnya ‘Urif bitta’rif Maulidissyariif : "Telah diriwayatkan Abu Lahab diperlihatkan dalam mimpi dan ditanya apa keadaanmu?, ia menjawab : “Di neraka, tapi aku mendapat keringanan setiap malam senin, itu semua sebab aku membebaskan budakku Tsuwaibah demi kegembiraanku atas kelahiran Nabi (saw) dan karena Tsuwaibah menyusuinya (SAW)” (shahih Bukhari).
Maka apabila Abu Lahab Kafir yang Alqur’an turun mengatakannya di neraka mendapat keringanan sebab ia gembira dengan kelahiran Nabi SAW, maka bagaimana dengan muslim ummat Muhammad SAW yang gembira atas kelahiran Nabi SAW?, maka demi usiaku, sungguh balasan dari Tuhan Yang Maha Pemurah sungguh sungguh ia akan dimasukkan ke surga kenikmatan Nya dengan sebab anugerah-Nya.

5. Pendapat Imam Al Hafidh Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy : "Serupa dengan ucapan Imamul Qurra’ Alhafidh Syamsuddin Aljuzri, yaitu menukil hadits Abu Lahab.

6. Pendapat Imam Al Hafidh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah Berkata ”tidak dilaksanakan maulid oleh salaf hingga abad ke tiga, tapi dilaksanakan setelahnya, dan tetap melaksanakannya umat
Islam di seluruh pelosok dunia dan bersedekah pada malamnya dengan berbagai macam sedekah dan memperhatikan pembacaan maulid, dan berlimpah terhadap mereka keberkahan yang sangat besar”.

7. Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahullah Dalam syarahnya maulid ibn hajar berkata : ”Ketahuilah salah satu bid’ah hasanah adalah pelaksanaan maulid di bulan kelahiran Nabi SAW".

8. Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahullah
Dengan karangan maulidnya yang terkenal ”Al Aruus” juga beliau berkata tentang pembacaan maulid,
”Sesungguhnya membawa keselamatan tahun itu, dan berita gembira dengan tercapai semua maksud dan keinginan bagi siapa yang membacanya serta merayakannya”.

9. Imam Al Hafidh Al Qasthalaniy rahimahullah Dalam kitabnya Al Mawahibulladunniyyah juz 1 hal 148
cetakan al maktab al Islami berkata: ”Maka Allah akan menurukan rahmat Nya kepada orang yang menjadikan hari kelahiran Nabi SAW sebagai hari besar”.

10. Imam Al hafidh Al Muhaddis Abulkhattab Umar bin Ali bin Muhammad yang terkenal dengan Ibn Dihyah alkalbi dengan karangan maulidnya yang bernama ”Attanwir fi maulid basyir an nadzir”.

11. Imam Al Hafidh Al Muhaddits Syamsuddin Muhammad bin Abdullah Aljuzri dengan maulidnya ”Urfu At Ya’rif bi Maulid Assyarif”.

12. Imam al Hafidh Ibn Katsir Yang karangan kitab maulidnya dikenal dengan nama : ”maulid ibn katsir”.

13. Imam Al Hafidh Al ’Iraqy Dengan maulidnya ”Maurid Al Hana Fii Maulid Assana”.

14. Imam Al Hafidh Nasruddin Addimasyqiy
Telah mengarang beberapa maulid : Jaami’ Al Astar Fii Maulid Nabi Al mukhtar 3 jilid, Al lafad Arra’iq Fii Maulid Khair Al Khalaiq, Maurud Asshadi Fii Maulid Al Hadi.

15. Imam assyakhawiy Dengan maulidnya Al Fajr Al Ulwi Fii Maulid SlAn Nabawi.

16. Al Allamah Al Faqih Ali Zainal Abidin As Syamhudi Dengan maulidnya Al Mawarid Al Haniah Fui Maulid Khairil Bariyyah.

17. Al Imam Hafidz Wajihuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad As Syaibaniy yang terkenal dengan ibn diba’ Dengan maulidnya Addiba’i.

18. Imam Ibn Hajar Al Haitsami Dengan maulidnya Itmam Anni’mah Alal Alam Bi Maulid Syayidi Waladu Adam.

19. Imam Ibrahim Baajuri Mengarang hasiah atas maulid Ibn Hajar dengan nama Tuhfa Al Basyar Ala Maulid Ibn Hajar.

20. Al Allamah Ali Al Qari’ Dengan maulidnya Maurud Arrowi Fi Maulid Nabawi.

21. Al Allamah al Muhaddits Ja’far bin Hasan Al barzanji Dengan maulidnya yang terkenal Maulid Barzanji.

22. Al Imam Al Muhaddis Muhammad bin Jakfar al Kattani Dengan maulid Al Yaman Wal is’ad Bi Maulid Khair Al Ibad.

23. Al Allamah Syeikh Yusuf bin ismail An Nabhaniy Dengan Maulid Jawahir An Nadmu Al Badi’ Fii Maulid As Syafi'.

24. Imam Ibrahim Assyaibaniy dengan maulid Al Maulid Mustofa Adnaani.

25. Imam Abdulghaniy Annanablisiy dengan maulid Al Alam Al Ahmadi Fii maulid Muhammadi”.

26. Syihabuddin Al Halwani dengan maulid Fath Al Latif Fii Syarah Maulid Assyarif.

27. Imam Ahmad bin Muhammad Addimyati
Dengan maulid Al Kaukab al Azhar Alal ‘Iqdu Al Jauhar Fii Maulid Nadi Al Azhar.

28. Asyeikh Ali Attanthowiy
Dengan maulid Nur As Shofa’ Fii Maulid Al Mustofa.

29. As syeikh Muhammad Al maghribi Dengan maulid At Tajaliat al Khifiah Fii Maulid khoir al Bariah.

Tiada satupun para Muhadditsin dan para Imam yang menentang dan melarang hal ini, mengenai beberapa pernyataan pada Imam dan Muhadditsin yang menentang maulid sebagaimana di sampaikan oleh kalangan anti maulid, maka mereka ternyata hanya menggunting dan memotong ucapan para Imam itu, dengan kelicikan yang jelas jelas meniru kelicikan para misionaris dalam menghancurkan Islam.

Berdiri saat Mahalul Qiyam dalam pembacaan Maulid

Mengenai berdiri saat maulid ini, merupakan Qiyas dari menyambut kedatangan Islam dan Syariah Rasul SAW dan menunjukkan semangat atas kedatangan sang pembawa risalah pada kehidupan kita, hal ini lumrah saja, sebagaimana penghormatan yg dianjurkan oleh Rasul SAW ialah berdiri, sebagaimana di riwayatkan ketika sa’ad bin Mu’adz RA datang maka Rasul SAW berkata kepada kaum anshar : “Berdirilah untuk tuan kalian”
(shahih Bukhari hadits no.2878, Shahih
Muslim hadits no.1768), demikian pula berdirinya Thalhah ra untuk Ka’b bin Malik ra.
Memang mengenai berdiri penghormatan ini ada ikhtilaf ulama, sebagaimana yang di jelaskan bahwa berkata Imam Alkhattabiy bahwa berdirinya bawahan untuk majikannya, juga berdirinya murid untuk kedatangan gurunya, dan berdiri untuk kedatangan Imam yang adil dan yang semacamnya merupakan hal yang baik dan berkata Imam Bukhari bahwa yg dilarang adalah berdiri untuk pemimpin yang duduk dan Imam Nawawi yang berpendapat bila berdiri untuk penghargaan
maka tak apa, sebagaimana Nabi SAW berdiri untuk kedatangan putrinya Fathimah ra saat ia datang, namun adapula pendapat lain yg melarang berdiri untuk penghormatan.
(Rujuk Fathul Baari Almasyhur Juz 11 dan Syarh Imam Nawawi ala shahih muslim juz 12 hal 93).

Namun dari semua pendapat itu, tentulah berdiri saat mahalul qiyam dalam membaca maulid itu tak ada hubungan apa apa dengan semua perselisihan itu, karena Rasul SAW tidak dhohir dalam pembacaan maulid itu, lepas dari anggapan ruh Rasul SAW hadir saat pembacaan maulid, itu bukan pembahasan kita, masalah seperti itu adalah masalah ghaib yg tak bisa disyarahkan dengan hukum dhohir, semua ucapan diatas adalah perbedaan pendapat mengenai berdiri penghormatan yang Rasul SAW pernah melarang agar sahabat tak berdiri untuk memuliakan Beliau SAW.

Jauh berbeda bila kita yg berdiri penghormatan mengingat jasa beliau SAW, tak terikat dengan Beliau hadir/ tidak, bahwa berdiri kita adalah bentuk semangat kita menyambut risalah Nabi SAW dan penghormatan kita kepada kedatangan Islam dan kerinduan kita pada nabi SAW sebagaimana kita bersalam pada Nabi setiap kita shalat pun kita tak melihat Beliau SAW.

Diriwayatkan bahwa Imam Al hafidh Taqiyuddin Assubkiy rahimahullah, seorang Imam Besar dan terkemuka dizamannya bahwa ia berkumpul bersama para Muhaddits dan Imam Imam besar di zamannya dalam perkumpulan yang padanya dibacakan puji pujian untuk nabi SAW, lalu diantara syair syair itu merekapun seraya berdiri termasuk Imam Assubkiy dan seluruh Imam imam yang hadir bersamanya, dan didapatkan kesejukan yang luhur dan cukuplah perbuatan mereka itu sebagai panutan.

Dan berkata Imam Ibn Hajar Alhaitsamiy rahimahullah bahwa Bid’ah hasanah sudah menjadi kesepakatan para imam bahwa itu merupakan hal yang sunnah, (berlandaskan hadist shahih muslim no.1017 yang tercantum pada Bab Bid’ah) yaitu bila dilakukan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak mendapat dosa, dan mengadakan maulid itu adalah salah satu Bid’ah hasanah.

Dan berkata pula Imam Assakhawiy rahimahullah, bahwa mulai abad ketiga hijriyah mulailah hal ini dirayakan dengan banyak sedekah danyaan agung ini diseluruh dunia dan membawa keberkahan bagi mereka yang mengadakannya.
(Sirah Al Halabiyah Juz 1 hal 137).

Pada hakekatnya, perayaan maulid ini bertujuan mengumpulkan muslimin untuk Medan Tablig dan bersilaturahmi sekaligus mendengarkan ceramah islami yang diselingi bershalawat dan salam pada
Rasul SAW, dan puji pujian pada Allah dan Rasul SAW yang sudah diperbolehkan oleh Rasul SAW dan untuk mengembalikan kecintaan mereka pada Rasul SAW, maka semua maksud ini tujuannya adalah kebangkitan risalah pada ummat yang dalam ghaflah, maka Imam dan Fuqaha manapun tak akan ada yang mengingkarinya karena jelas jelas merupakan salah satu cara membangkitkan keimanan muslimin.
Hal semacam ini tak pantas dimungkiri oleh setiap muslimin aqlan wa syar’an (secara logika dan hukum syariah), karena hal ini merupakan hal yang mustahab (yang dicintai), sebagaimana kaidah syariah bahwa “Maa Yatimmul waajib illa bihi fahuwa wajib”, semua yang menjadi penyebab
kewajiban dengannya maka hukumnya wajib.

Contohnya saja bila sebagaimana kita ketahui bahwa menutup aurat dalam shalat hukumnya wajib dan membeli baju hukumnya mubah, namun suatu waktu saat kita akan melakukan shalat kebetulan kita tak punya baju penutup aurat kecuali harus membeli dulu, maka membeli baju hukumnya berubah menjadi wajib, karena perlu dipakai untuk melaksanakan shalat yang wajib.

Contoh lain misalnya sunnah menggunakan siwak, dan membuat kantong baju hukumnya mubah saja, lalu saat akan bepergian kita akan membawa siwak dan baju kita tak berkantong, maka perlulah bagi kita membuat kantong baju untuk menaruh siwak, maka membuat kantong baju di pakaian kita menjadi sunnah hukumnya, karena di perlukan untuk menaruh siwak yang hukumnya sunnah.

Maka perayaan Maulid Nabi SAW diadakan untuk Medan Tablig dan Dakwah, dan dakwah merupakan hal yang wajib pada suatu kaum bila dalam kemungkaran dan ummat sudah tak perduli dengan Nabinya SAW, tak pula perduli apalagi mencintai sang Nabi SAW dan rindu pada sunnah beliau SAW dan untuk mencapai tabligh ini adalah dengan perayaan Maulid Nabi SAW, maka perayaan maulid ini menjadi wajib, karena menjadi perantara Tablig dan Dakwah serta pengenalan sejarah sang Nabi SAW serta silaturahmi.

Sebagaimana penulisan Alqur’an yang merupakan hal yang tak perlu di zaman Nabi SAW, namun menjadi sunnah hukumnya di masa para sahabat karena sahabat mulai banyak yang membutuhkan penjelasan Alqur’an, dan menjadi wajib hukumnya setelah banyaknya para sahabat yang wafat, karena ditakutkan sirnanya Alqur’an dari ummat, walaupun Allah telah
menjelaskan bahwa Alqur’an telah dijaga oleh Allah.

Hal semacam in telah difahami dan dijelaskan oleh para khulafa’urrasyidin, sahabat radhiyallahu’anhum, Imam dan Muhadditsin, para ulama, fuqaha dan bahkan orang muslimin yang awam, walau pun masih ada sebagian kaum muslimin yang tidak sepaham.
 "Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid, Allaahumma baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa ‘alaa aali ibroohiim innaka hamiidum majiid".

"Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah bershalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia. 

Ya Allah, Berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia"
[SHAHIH, HR. Bukhari]

Semoga bermanfaat.
Aamiin