Keraton Yogyakarta

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Tugu Yogyakarta

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Malioboro Yogyakarta

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Candi Borobudur

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Taman Sari Yogyakarta

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Rahasia Sholat Wajib 5 Waktu


Sholat Subuh
Alam berada dalam spectrum warna biru muda yang bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok).
Dalam ilmu Fisiologi,tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisme tubuh manusia.
Warna biru mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan rejeki dan cara berkomunikasi.
Pada saat adzan Subuh berkumandang,tenaga alam ini berada pada tingkatan optimum.
Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita pada waktu rukuk dan sujud.


Sholat Dzuhur
Alam berubah menguning dan ini berpengaruh pada perut dan sistem pencernaan manusia secara keseluruhan.Warna ini juga pengaruh terhadap hati.Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang.


Sholat Ashar
Alam berubah lagi warnanya menjadi oranye.
Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh
yaitu prostat,rahim,ovarium dan testis yang merupakan
sistem reproduksi secara keseluruhan.
Warna oranye di alam juga mempengaruhi
aktivitas seseorang.
Disamping itu,organ-organ reproduksi ini juga
akan kehilangan tenaga positif dari warna alam tersebut.


Sholat Maghrib
Warna alam kembali berubah menjadi merah.
Sering pada aktu ini,kita mendengar banyak nasihat orang tua
agar tidak berada di luar rumah.
Nasihat itu ada benarnya karena pada waktu ini,jin dan iblis
amat bertenaga karena mereka bergema atau ikut bergetar dengan warna alam.
Mereka yang sedang dalam perjalanan,sebaiknya berhenti sejenak
dan menunaikan sholat maghrib terlebih dahulu.
Hal ini lebih baik dan lebih selamat karena pada waktu ini
banyak gangguan atau terjadi tumpang tindih dua atau lebih gelombang
yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa menimbulkan fatamorgana
yang mengganggu penglihatan kita.


Sholat Isya
Warna alam berubah menjadi nila dan selanjutnya gelap.
Waktu Isya mempunyai rahasia ketentraman dan kedamaian
yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak.
Untuk itulah ketika alam mulai diselimuti kegelapan,
kita dianjurkan mengistirahatkan tubuh ini.
Dengan tidur di waktu ini,setelah menunaikan sholat Isya,
keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta
dengan frekuensi dibawah 4Hz dan seluruh sistem tubuh
memasuki masa rehat.


Sholat Tahajud
Setelah tengah malam,alam mulai bersinar kembali dengan warna2 putih,merah jambu dan ungu.
Perubahan warna ini selaras dengan kelenjar pineal,kelenjar pituitary,thalamus dan hypothalamus
(kelenjar dan organ2 yang berpengaruh penting pada otak)

Sholawat Thoriqot - Syi'ir Tanpo Wathon


Sholawat Thoriqot

Syi'ir Tanpo Wathon


Astaghfirullah robbal baroya
Astaghfirullah minal khotoya
Rabbi zidniy ‘Ilman nafi’a
Wa wafiwny ‘amalan sholiha.

Ya Rosulallah.. salamun alaik.
Ya Rofi’a Syani wad daraji
‘Atfata yaji rotal alamin
Ya uhailaljudi wal karomi 2x

1.Ngawiti insun nglaras syi’iran
Kelawan muji maring Pengeran
Kang paring rohmat lan kenikmatan
Rino wengine tanpo pitungan 2x

2.Duh bolo konco priyo wanito
Ojo mung ngaji syare'at bloko
Gur pinter ndongeng, nulis lan moco
Tembe mburine bakal sangsoro 2x

3.Akeh kang apal Qur’an Haditse
Seneng ngafirke marang liyane
Kafire dewe dak digatekke
Yen isih kotor ati akale 2x

4.Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepahese gebyare ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nisto 2x

5.Ayo sedulur jo nglaleake
Wajibe ngaji sak pranatane
Nggo ngandelake iman tauhide
Baguse sangu mulyo matine 2x

6.Kang aran sholeh bagus atine
Kerono mapan seri ngilmune
Laku thoreqot lan ma’rifate
Ugo hakekot manjing rasane 2x

7.Al Qur’an Qodim wahyu minulyo
Tanpo tinulis biso diwoco
Iku wejangan Guru Waskito
Den tancepake ing njero dodo 2x

8.Kumantil ati lan pikiran
Mrasuk ing badan kabeh jeroan
Mu’jizat Rosul dadi pedoman
Minongko dalan manjinge Iman 2x

9.Kelawan Alloh Kang Moho Suci
Kudu rangkulan rino lan wengi
Ditirakati diriyadloi
Dzikir lan suluk jo nganthi lali 2x

10.Uripe ayem rumongso aman
Dununge roso tondo yen iman
Sabar narimo najan pas-pasan
Kabeh tinakdir saking Pengeran 2x

11.Kelawan konco dulur lan tonggo
Kang podo rukun ojo daksiyo
Iku sunnahe Rosul kang mulyo
Nabi Muhammad Panutan kito 2x

12.Kang anglakoni sekabehane
Alloh kang bakal ngangkat drajate
Senajan ashor toto dhohire
Ananging mulyo maqom drajate 2x

13.Lamun palastro ing pungkasane
Ora kesasar roh lan sukmane
Den gadang Alloh swargo manggone
Utuh mayite ugo ulese 2x

Ya Rosulallah.. salamun alaik.
Ya Rofi’a Syani wad daraji
‘Atfata yaji rotal alami
Ya uhailaljudi wal karami.

Al Fatihah ...

artinya :
aku memohon ampun Ya Allah, Maha Penerima Taubat,
aku memohon ampun Ya Allah daripada segala dosa,

Tambahkan kepadaku ilmu yang berguna,
Berikanlah aku amalan yang dimakbulkan,
Kurniakan kepadaku rezeki yg meluas,
Terimalah taubat kami dgn taubat nasuha…

1.mulai, merapalkan syair
dengan memuji, kepada Tuhan
yang telah memberikan rahmat dan kenikmatan
siang dan malam, tanpa hitungan (2x)

2.wahai teman-teman, pria wanita
jangan hanya mengkaji syariat saja
hanya bisa mendongeng, menulis, dan membaca
pada akhirnya, akan sengsara (2x)

3.banyak yang hafal qur’an-hadits nya
suka mengkafirkan kepada lainnya
kafirnya diri sendiri tidak diperhatikan
kalau masih kotor hati dan akalnya (2x)

4.mudah terbujuk nafsu angkara
dalam perhiasan gebyarnya dunia
iri dan dengki atas kekayaan tetangga
karena itulah hatinya gelap dan nista (2x

5.mari saudara, jangan lupakan
kewajiban mengkaji di semua runtutannya
untuk menebalkan iman tauhidnya
bagusnya pesangon, mulya matinya (2x)

6.yang disebut shaleh, bagus hatinya
karena telah mapan, ilmu sirri-nya (ilmu rahasia ketuhanan)
lelaku tarekat dan ma’rifatnya
juga hakekat telah merasuk rasanya (2x)

7.Al-Qur’an qadim, wahyu yang mulia
tanpa ditulis bisa dibaca
itu wejangan guru yang waskita (ma’rifat)
ditancapkan di dalam dada (2x)

8.menempel, hati dan pikiran
merasuk di badan, semua jeroan (badan bagian dalam)
mukjizat Rasul menjadi pedoman
menjadi jalan masuknya iman (2x)

9.terhadap Allah yang Maha Suci
harus berangkulan siang dan malam
ditirakati, diriyadhahi (bersusah-payah)
dzikir dan suluk (jalan menuju Tuhan) jangan sampai terlupa (2x)

10.hidupnya tenang, merasa aman
adanya rasa (aman), tanda kalau beriman
sabar, menerima, walaupun pas-pasan
semua itu ditakdirkan oleh Tuhan (2x)

11.Terhadap teman, saudara dan tetangga
hendaknya rukun jangan saling mendengki
itulah Sunnah Rasul yang mulia
Nabi Muhammad tuntunan kita (2x)

12.mari laksanakan, semuanya
Allah yang akan mengangkat derajatnya
meskipun terlihat rendah tata lahirnya
tapi (sebenarnya) mulia kedudukan derajatnya (2x)

13.apabila meninggal, nanti diakhirnya
tidak kesasar roh dan sukmanya
di gadhang (sukai-angkat) oleh Allah, surgalah tempatnya
tetap utuh mayitnya, juga kafannya (2x)



Ditembangkan oleh :
Gus Dur ( Kyai Haji Abdurrahman Wahid )
http://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Wahid

Copas:
http://fosilbasyar.wordpress.com/2011/03/07/shalawat-thoriqot-gus-dur/

Download MP3 nya - size : 5,038 KB
https://www.4shared.com/mp3/k-c96Ayfba/SholawatThoriqot.html

Keterangan :
KH. Muhammad Nizam Asshofa
Pencipta dan Pemegang Hak Cipta Lagu
"SYI’IR TANPO WATHON".
Terdaftar di Kemenhumkam RI No 062847
Tanggal permohonan : 26 Mei 2011
Tanggal pencatatan :  15 May 2013
Code : C00201101997

Link Hak Cipta :
https://pdki-indonesia.dgip.go.id/index.php/hakcipta/VE5wRSt5UW11UFR6cHkxWXpqU0ppQT09

KH. Muhamad Nizam Asshofa beliau merupakan guru pembimbing tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah yang bertempat di kediaman beliau tepatnya di Pesantren Darul Shofa Wal Wafa Desa Tanggul Wonoayu Krian Sidoarjo.

Beliau juga mengadakan pengajian rutin tasawuf setiap rabu malam yang diikuti oleh jamaah putra maupun putri, Kitab yang dikaji adalah kitab“Jami’ul Ushul Fil Auliya’” karya Syaikh Ahmad Dhiya’uddin Musthofa Al-Kamisykhonawy dan kitab “Al-Fathur Rabbani wal Faidlur Rahmany” karya Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani.

Syair tanpo Waton yag terdiri dari 14 bait ini sejatinya sudah diciptakan jauh hari sebelum Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009. Nizam menyebut syair itu tercipta pada 2004. Atau saat usianya menginjak pada 30 tahun. Penciptaannya pun butuh proses yang tidak pendek. Beliau mengungkapkan, lirik dan lagunya diciptakan dalam kurun waktu dua minggu.

Syair itu saya ciptakan saat saya sedang berkhalwat (menyepi untuk bermunajat kepada Allah di dalam kamar. Khalwat itu sendiri sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga saya, paparnya

Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa

Munzir bin Fuad al-Musawa atau lebih dikenal dengan Munzir Al-Musawa atau Munzir (lahir di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, 23 Februari 1973 – meninggal di Jakarta, 15 September 2013 pada umur 40 tahun) adalah dikenal sebagai pimpinan Majelis Rasulullah SAW yang dakwahnya menjangkau berbagai wilayah di Indonesia, beberapa wilayah nusantara dan dunia.

Dakwahnya yang menyentuh berbagai kalangan menjadikan ia banyak dicintai oleh Ummat Islam terutama di wilayah Jabodetabek dan di Nusantara. Munzir adalah murid yang begitu disayangi oleh gurunya Umar bin Hafidz , sedangkan kalangan pemuda muslim yang mengenalnya tidak jarang menjadikan ia sebagai panutan ataupun idola dalam mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW. Dakwahnya di Indonesia juga tercatat sering di hadiri tokoh-tokoh nasional seperti Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, Suryadharma Ali , Fadel Muhammad, Fauzi Bowo dan lain-lain.

Silsilah
Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Al-Musawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar As Sakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghayur bin Muhammad al-Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali' Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa Ar-Rumiy bin Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy bin Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Hussein dari Fatimah az-Zahra Putri Rasulullah SAW.

Masa kecil
Habib Munzir adalah anak keempat dari lima bersaudara dari pasangan Fuad bin Abdurrahman al-Musawa dan Rahmah binti Hasyim al-Musawa. Masa kecilnya dihabiskan di daerah Cipanas, Jawa barat bersama-sama saudara-saudaranya, Ramzy Fuad al-Musawa, Nabiel Al Musawa, Lulu Fuad al-Musawa serta Aliyah Fuad al-Musawa.

Ayahnya lahir di Kota Palembang dan dibesarkan di Mekkah al-Mukarromah, setelah lulus pendidikan jurnalistik di New York University, Amerika Serikat, ayahnya kemudian bekerja sebagai seorang wartawan luar negeri selama sekitar 40 tahun, berawal dari harian Berita Yudha dan selanjutnya harian Berita buana. Pada tahun 1996 ayahnya wafat dan dimakamkan di Cipanas, Cianjur, Jawa Barat.

Habib Munzir berkata "Saya adalah seorang anak yang sangat dimanja oleh ayah saya. Ayah saya saya selalu memanjakan saya lebih dari anaknya yang lainnya."

Seusai menyelesaikan sekolah menengah atas (SMA), Habib Munzir mulai mendalami Ilmu Syariat Islam di Ma'had Assafaqah, yang ketika itu di pimpin Al-Habib Abdurrahman Assegaf, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, lalu mengambil kursus Bahasa Arab di LPBA Assalafy Jakarta Timur, lalu memperdalam lagi Syari'ah Islamiyah di Ma'had al-Khairat, Bekasi Timur.

Keilmuan Syariahnya kemudian lebih didalami di Ma'had Dar-al Musthafa, Tarim, Hadhramaut, Yaman, selama empat tahun, disana Habib Munzir mendalami Ilmu Fiqih, Ilmu Tafsir Al-Qur'an, Ilmu Hadits, Ilmu Sejarah, Ilmu Tauhid, Ilmu Tasawuf, Mahabbaturrasul SAW, Ilmu Dakwah, dan berbagai Ilmu Syari'ah lainnya.

Putus Sekolah
Dimasa baligh, ia pernah putus sekolah, Munzir muda lebih senang hadir majelis maulid Almarhum Al Arif billah Al-habib Umar bin Hud al-Attas, dan Majelis taklim kamis sore di Empang, Bogor, yang pada masa itu membahas kajian Fathul Baari oleh Al-Habib Husein bin Abdullah bin Muhsin al-Attas. Sementara pada masa yang hampir bersamaan saudara-saudara kandungnya berhasil membanggakan orangtua mereka dalam meraih prestasi wisuda. Hal ini mengundang kekecewaan kedua orangtua Munzir muda.

Ayahnya pernah berkata " kau ini mau jadi apa?, jika mau agama maka belajarlah dan tuntutlah ilmu sampai keluar negeri, jika ingin mendalami ilmu dunia maka tuntutlah sampai keluar negeri, namun saranku tuntutlah ilmu agama, aku sudah mendalami keduanya, dan aku tak menemukan keberuntungan apa-apa dari kebanggaan orang yang sangat menyanjung negeri barat, walau aku sudah lulusan New York University, tetap aku tidak bisa sukses di dunia kecuali dg kelicikan, saling sikut dalam kerakusan jabatan, dan aku menghindari itu."

Menurut Habib Munzir, itulah yang mendorong almarhum ayahnya lebih memilih hidup dalam kesederhanaan di cipanas, cianjur, Puncak, Jawa barat. Ayahnya (Al-Habib Fuad bin Abdurrahman al-Musawa) lebih senang menyendiri dari ibukota, membesarkan anak-anaknya, mengajari anak-anaknya mengaji, ratib, dan shalat berjamaah. Habib Munzir merasa sangat mengecewakan kedua orangtuanya karena belum memiliki cita-cita yang pasti, dunia tidak akhiratpun tidak.


Munzir muda selalu merindukan pantunannya, Rasulullah SAW
Melewati masa-masa berat di awal kedewasaannya, yang didorong rasa bersalah sebab membuat ayahnya merasa malu karena pengangguran, sebagai seorang pemuda muslim, Munzir muda mengisi sisa harinya dengan bershalawat 1000 siang 1000 malam, zikir beribu kali, dan puasa nabi daud as, dan shalat malam berjam-jam.

Munzir muda sangat mencintai Rasulullah SAW, sering menangis merindukan Rasulullah SAW, dan sering dikunjungi Rasulullah SAW dalam mimpinya.

"Rasulullah SAW selalu menghibur saya jika saya sedih, suatu waktu saya mimpi bersimpuh dan memeluk lutut Rasulullah SAW, dan berkata wahai Rasulullah SAW aku rindu padamu, jangan tinggalkan aku lagi, butakan mataku ini asal bisa jumpa dg mu.., ataukan matikan aku sekarang, aku tersiksa di dunia ini,,, Rasulullah SAW menepuk bahu saya dan berkata : munzir, tenanglah, sebelum usiamu mencapai 40 tahun kau sudah jumpa dg ku.., maka saya terbangun.."
—  Habib Munzir, 2010


Menjadi Pelayan Losmen
Ketika ayahnya memasuki masa pensiun, ibunya membangun losmen kecil-kecilan berkapasitas 5 kamar di depan rumah mereka untuk disewakan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, disini Munzir muda yang menjadi pelayan untuk losmen yang disewakan secara khusus bagi orang yang mereka anggap baik-baik yang membutuhkannya.

Sebagai penjaga losmen pada lazimnya, setiap malam Munzir muda jarang tidur, sedangkan masa berat yang sedang dilaluinya membuat Munzir muda sering duduk termenung dikursi penerimaan tamu yang dengan meja kecil dan kursi kecil mirip pos satpam. Ia melewati malam demi malam menjaga dan melayani losemen milik keluarga, sambil menanti tamu, sambil tafakkur, merenung, melamun, berdzikir, menangis dan shalat malam.

Penyakit asma & Kursus Bahasa Arab
Dituturkan Habib Munzir bahwa siang hari ketika ia sedang puasa Nabi Daud as, ia dilanda sakit asma yang parah, dan hal itu semakin membuat kedua orangtuanya kecewa, berkata ibunda "kalau kata orang, jika banyak anak, mesti ada satu yg gagal, ibu tak mau percaya pada ucapan itu, tapi apakah ucapan itu kebenaran?."

Munzir muda terus menjadi pelayan di losmen keluarganya, menerima tamu, memasang seprei, menyapu kamar, membersihkan toilet, membawakan makanan dan minuman pesanan tamu, berupa teh, kopi, air putih, atau nasi goreng buatan ibunda jika dipesan tamu.

Sampai semua kakaknya lulus sarjana, kemudian ia tergugah untuk mondok di pesantren.. Disini Munzir muda memilih untuk berangkat ke pesantren asuhan Al-Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, akan tetapi hanya berlangsung sekitar dua bulan saja karena Munzir muda merasa tidak betah dan sering sakit-sakitan yang disebabkan penyakit asmanya selalu kambuh, kemudian Munzir muda pulang.

Mendengar berita itu ayahnya semakin bertambah malu, ibunya semakin sedih, tidak lama kemudian Munzir muda memutuskan untuk kursus bahasa arab di tempat kursus bahasa arab assalafi, pimpinan Almarhum Al-Habib Bagir al-Attas, ayah dari Al-Habib Hud al-Attas yang dituturkan sering hadir di Majelis Rasulullah di Masjid Raya Al Munawar, Pancoran, Jakarta Selatan. Habib Munzir ketika itu pulang pergi jakarta- cipanas dengan waktu tempuh dalam 2-3 jam, setiap dua kali seminggu, dengan biaya perjalanan yang didapatkan dari penghasilan penyewaan losmen. Habib Munzir juga selalu menghadiri maulid di almarhum Al Arif Billah Al-Habib Umar bin Hud al-Attas yang saat itu di cipayung, walaupun harus menumpang dengan truk ataupun kehujanan.

Dimasa itu ia sering datang ke maulidnya malam jumat dalam keadaan basah kuyup, hingga suatu hari pernah diusir oleh pembantu rumah, karena karpet tebal dan mahal yang sangat bersih, menanggapi hal itu Habib Munzir terpaksa berdiri saja berteduh dibawah pohon sampai hujan berhenti dan tamu-tamu berdatangan untuk bergabung dan duduk di luar teras saja karena baju basah dan takut dihardik sang penjaga.

Ziarah maka Husein bin Abubakar al-Aydrus Luar Batang
Suatu kali Habib Munzir datang langsung dari cipanas untuk berziarah dan lupa membawa peci, dalam hatinya terbersit do'a " wahai Allah, aku datang sebagai tamu seorang wali Mu, tak beradab jika aku masuk ziarah tanpa peci, tapi uangku pas-pasan, dan aku lapar, kalau aku beli peci maka aku tak makan dan ongkos pulangku kurang..,"

Dengan itu ia memutuskan untuk beranjak sejenak membeli peci yang termurah saat itu di emperan penjual peci dan memilih yang berwarna hijau.

Kemudian masuk berziarah, sambil membaca Surah Ya Sin untuk dihadiahkan pada almarhum, menangisi kehidupan yang penuh ketidaktentuan, mengecewakan orangtua, dan selalu lari dari sanak kerabat, karena tidak jarang menerima cemooh tentang kakak-kakaknya yang semua sukses, ayah lulusan Mekkah sekaligus New York University, sementara Munzir Muda adalah centeng losmen. Dalam renungannya ketika berziarah ia menyadari telah menghindari kerabat, lebaranpun jarang berani datang, karena akan terus diteror dan dicemooh.

Dalam tangis itu berkata dalam hatinya,"wahai wali Allah, aku tamumu, aku membeli peci untuk beradab padamu, hamba yang shalih disisi Allah, pastilah kau dermawan dan memuliakan tamu, aku lapar dan tak cukup ongkos pulang..,"

Ketika sedang merenung, diceritakan datanglah rombongan teman-teman belia yang pesantren di Al-Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf dengan satu mobil, para santi itu senang berjumpa dengannya, kemudian ia ditraktir makan, seketika teringat olehnya berkah beradab di makam wali Allah.

Saat itu dituturkan Habib munzir ada yang bertanya ia sedang dengan siapa dan mau kemana, ia menjawab dengan mengatakan sendiri dan mau pulang ke kerabat ibunya di pasar sawo, Kebun Nanas, Jakarta Selatan.

Mendengar itu mereka berkata " ayo bareng saja, kita antar sampai kebon nanas," maka Habib Munzir semakin bersyukur, karena memang ongkosnya saat itu tidak akan cukup jika pulang ke cipanas, larut malam sampai di kediaman bibi dari Ibunya, di ps sawo Kebun Nanas, Jakarta Selatan, lalu esoknya ia diberi uang cukup untuk pulang, kemudian pulang ke cipanas. Sembari berdo'a "wahai Allah, pertemukan saya dengan guru dari orang yg paling dicintai Rasul saw"

Kunjungan

Selang beberapa waktu setelah ziarah, kemudian ia masuk pesantren Al-Habib Hamid Nagib bin Syeikh Abubakar di Bekasi Timur, ia selalu menangis dan berdo'a kepada Allah swt dan rindu kepada Rasulullah SAW dan meminta untuk dipertemukan dengan guru yang paling dicintai Rasulullah SAW saat mahal qiyam maulid,

Dalam beberapa bulan kemudian datanglah Guru Mulia Al Musnid Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidz ke pondok itu, kunjungan pertama ia yaitu pada 1994.

Habib Munzir berkata "selepas ia menyampaikan ceramah, ia melirik saya dengan tajam, saya hanya menangis memandangi wajah sejuk itu, lalu saat ia sudah naik ke mobil bersama almarhum Alhabib Umar maula khela, maka Guru Mulia memanggil Habib Nagib Bin Syeikh Abubakar, Guru mulia berkata bahwa ia ingin saya dikirim ke Tarim Hadramaut, Yaman untuk belajar dan menjadi murid ia"

"Guru saya Habib Nagib bin Syeikh Abubakar mengatakan saya sangat belum siap, belum bisa bahasa arab, murid baru dan belum tahu apa apa, mungkin ia salah pilih..?.Maka guru mulia menunjuk saya. Itu.. anak muda yang pakai peci hijau itu..!, itu yang saya inginkan. Maka Guru saya Habib Nagib memanggil saya untuk jumpa ia, lalu guru mulia bertanya dari dalam mobil yang pintunya masih terbuka : siapa namamu?, dalam bahasa arab tentunya, saya tak bisa menjawab karena tak faham, maka guru saya Habib Nagib menjawab : kau ditanya siapa namamu..!, maka saya jawab nama saya, lalu guru mulia tersenyum.."

Keesokan harinya Habib Munzir berjumpa lagi dengan Al-Habib Umar bin Hafidz di kediaman Almarhum Al-Habib Bagir al-Attas, saat itu banyak para Habaib dan Ulama mengajukan anaknya dan muridnya untuk bisa menjadi murid Al-Habib Umar bin Hafidz. Berkata Habib Munzir "maka guru mulia mengangguk angguk sambil kebingungan menghadapi serbuan mereka, lalu guru mulia melihat saya dikejauhan, lalu ia berkata pada almarhum Habib Umar Maula Khela : itu.. anak itu.. jangan lupa dicatat.., ia yang pakai peci hijau itu..!, guru mulia kembali ke Yaman, sayapun langsung ditegur guru saya Habib Nagib bin Syeikh Abubakar, seraya berkata : wahai Munzir, kau harus siap-siap dan bersungguh sungguh, kau sudah diminta berangkat, dan kau tak akan berangkat sebelum siap.."
Berangkat ke Tarim

Dua bulan setelah pertemuan dengan Al-Habib Umar bin Hafidz, datanglah Almarhum Al-Habib Umar Mulakhela ke pesantren dan menanyakan Habib Munzir, Almarhum Al-Habib Umar Maula Khela berkata pada Al-Habib Nagib:

"Mana itu Munzir, anaknya Al-Habib Fuad al-Musawa? Dia harus berangkat minggu ini, saya ditugasi untuk memberangkatkannya."

Saat itu Habib Nagib berkata: "saya belum siap"

Namun Almarhum Al-Habib Umar Maula Khela dengan tegas menjawab :"Saya tidak mau tahu, namanya sudah tercantum untuk harus berangkat, ini permintaan Al-Habib Umar bin Hafidz, ia harus berangkat dalam dua minggu ini bersama rombongan pertama"

Kemudian Habib Munzir bergegas mempersiapkan paspor dan lain-lainya. Ayahnya sempat keberatan dan berkata:"Kau sakit-sakitan, kalau kau ke Mekkah ayah tenang, karena banyak teman disana, namun ke Hadhramaut itu ayah tak ada kenalan, disana negeri tandus, bagaimana kalau kau sakit? Siapa yang menjaminmu ?"

Menanggapi hal ini Habib Munzir mengadukannya kepada Almarhum Al-Arif Billah Al-Habib Umar bin Hud al-Attas, yang saat itu sudah sangat sepuh dan kemudia berkata: "Katakan pada ayahmu, saya yang menjaminmu, berangkatlah."

Setelah mendengar nasehat Al Habib Umar bin Hud al-Attas, Habib Munzir menemui ayahnya, namun hanya diam, hatinya berat melepas keberangkatan Habib Munzir.
Munzir di Tarim

Ketika berada di Tarim, Hadhramaut, Yaman, pernah terjadi perang Yaman Utara dan Yaman Selatan, hal ini memicu kekurangan pasokan makanan, matinya listrik, semua pelajar ketika itu menempuh perjalanan untuk taklim dengan jarak sekitar 3-4 km.

Dua tahun kemudian setelah di Yaman, ketika menuntut ilmu di Dar-al Musthafa, pesantren yang di asuh oleh Al-Habib Umar bin Hafidz, dikabarkan bahwa ayahnya sakit dan menelepon dengan berkata: "Kapan kau pulang wahai anakku..?Aku rindu..?"

Habib Munzir menjawab: "Dua tahun lagi insya Allah ayah"

Ayahnya menjawab: "duh...masih lama sekali"

Tiga hari berselang ayahnya dikabarkan wafat.


Kembali Ke Jakarta & Mulai Berdakwah

Habib Munzir kembali ke Indonesia pada tahun 1998, dan mulai berdakwah sendiri di Cipanas.. Namun karena kurang berkembang, ia memindahkan dakwahnya ke Jakarta pada Majelis Malam Selasa, dengan mengunjungi rumah-rumah murid sekaligus teman, murid-muridnya lebih tua dari ia, dan berasal dari kalangan awam..

Ketika kemudian dimulai Maulid Dhiya'ullami jama'ah semakin banyak, selanjutnya majelis mulai berpindah-pindah dari musholla ke musholla, semakin terus bertambah banyak, maka mulailah majelis dari masjid ke masjid. Sehingga Habib Munzir mulai membuka majelis di malam lainnya dan menetapkannya di Masjid Al-Munawar. Majelis semakin berkembang hingga mulai membutuhkan kop surat, undangan dan sebagainya. Semenjak itu mulai muncul ide pemberian nama, para jamaahnya mengusulkan memberikan nama Majelis Habib Munzir, namun ia menolak lantas menetapkan nama Majelis Rasulullah.

Dakwahnya Habib Munzir semakin meluas hingga jutaan jamaah yang menyentuh semua kalangan dan berbagai wilayah, mulai dari Jabodetabek, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Mataram, kalimantan, Sulawesi, Papua, Singapura, Malaysia, hingga sampai ke Jepang.

Kunjungan Duta Besar Amerika Serikat
Pada 9 Januari 2013, Duta Besar Amerika Serikat Scot Marciel bertemu dengan Habib Munzir bin Fuad al-Musawa di kediaman habib.[ Dubes Marciel dan Habib Munzir, berdiskusi mengenai pentingnya toleransi beragama, spiritualitas, saling memahami, serta dialog antaragama, baik di Amerika Serikat maupun Indonesia. Habib Munzir, menjelaskan kepada Dubes bahwa misinya adalah mengajarkan kepada semua umat manusia bahwa Islam adalah agama yang cinta damai dan penuh kasih sayang.Ia juga mengatakan bahwa majelisnya diperuntukkan bagi orang-orang, terutama kaum muda, yang tinggal di kota-kota padat penduduk dan kadang-kadang penuh tekanan seperti Jakarta, yang ingin mencari kedamaian dalam diri mereka dan berpaling dari kekerasan, anarki, serta obat terlarang. Dubes mengatakan kepada Habib Munzir bahwa aktivitas yang melibatkan kamu muda juga merupakan salah satu prioritas Kedutaan Besar Amerika Serikat. Dalam pertemuan tersebut, Dubes juga menjelaskan program-program pertukaran di Amerika Serikat untuk kaum muda Indonesia.

Insiden Kamar Mandi
Menurut penuturan anak kedua dari Habib Munzir, pada hari Minggu sebelum meninggalnya ayahnya, dirumah mereka sedang ramai dikarenakan ada pengajian Majelis An-Nisa Rasulullah SAW. Beberapa saat keluarga sempat mencari-cari Habib Munzir karena tidak diketahui sedang dimana, sementara sandal dan mobilnya masih ada dirumah. Ketika pintu kamar mandi diketuk dan tidak ada sahutan, akhirnya pintu di dobrak dan ditemui Habib Munzir sudah tidak sadarkan diri.

Habib Munzir pun dilarikan ke Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, berselang dua jam kemudian,, dan setelah menjalani pemeriksaan medis kata dokter ia telah tiada, Menurut penuturan kerabatnya, Habib Munzir meninggal karena serangan jantung Kabar Meninggalnya Habib Munzir menyebar dengan cepat ke berbagai penjuru Indonesia, salah satu sumber beritanya adalah akun twitter kakaknya Al-Habib Nabiel Al Musawa., dan juga situs resmi Majelis Rasulullah.

Habib Munzir yang memiliki penyakit asma kronis sejak kecil dan sering keluar-masuk rumah sakit. Pada Juni tahun 2012 Habib Munzir pernah rebah tidak berdaya diruang opname Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta dengan mesin deteksi jantung disampingnya.Berdasarkan berita pada situs resmi Majelis Rasulullah, bertanggal 20 Juni 2012 bahwa semalam sebelumnya, yakni pada 19 Juni 2012 Habib Munzir keluar dengan paksa dan memaksakan dirinya untuk berangkat ke majelis, yang ternyata majelis itu teramat jauh, berkisar 1 jam dari ujung tol Cikampek, 200 km jarak tempuh diperkirakan pergi dan pulang, habib sangat kelelahan dan sangat tidak menyangka jarak majelis sejauh itu. Ditanggal 20 Juni 2012 ia selesai melaksanakan operasi Jantung esoknya hari kamis ia keluar paksa dari RSCM karena “Suatu Hal”.

Sebelum meninggal, Habib Munzir juga pernah dioperasi karena ada cairan di perutnya. Penyakit tersebut sempat menganggu aktivitas Habib Munzir dalam berdakwah. Meskipun sedang dirundung rasa sakit, soal urusan dakwah, Habib Munzir, menurut kakaknya Nabil, tidak pernah memikirkan sakitnya.

Ucapan Belasungkawa

Alhamdulillah.. inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.
Yaa Allah berilah pahala dalam musibah yang menimpa kami
dan gantikanlah buat kami yang lebih baik darinya.
Allah berhak mengambil, memberi dan segala sesuatu di sisi Allah swt memiliki waktu atau ajal.
Mata menangis, hati sedih dan tidak kami ucapkan kecuali yang Allah swt ridlo..
Segala puji bagi Allah yang tidak di puji atas kejelekan selainnya,
sholawat serta salam atas hambanya Nabi kita Muhammad saw yang di turunkan atasnya ( إنك ميت وإنهم ميتون ) sesungguhnya engkau akan mereka begitu juga mereka,
Yaa Allah berikanlah rohmat, selamatkan, mulyakan dan berkahilah atas manusia pilihan Muhammad saw beserta keluarga, shohabat, orang-orang yang berjalan di jalannya dan yang masuk di kelompoknya serta mengambil minum darinya, bersama mereka atas kami dan saudara kami yang selalu mencari ridlomu, kedekatan kepadamu, yang berusaha selalu memberi kemanfaatan kepada para manusia, seseorang yang engkau jadikan Yaa Allah banyak kebaikan terbuka dan terlaksana karena sebabnya dalam menyatukan hati atasmu, mengajak banyak orang takut, cinta dan taat kepadamu dan kepada rosulmu Muhammad saw, as-Sayyid Mundzir bin Fuad Al-Musawa Yaa Allah tinggikan derajatnya, banyakkan pahalanya, lipatkanlah kebaikannya dan gantikan untuk kita dan orang-orang yg berilmu, mengamalkan dan mengajak kepadamu serta penduduk Indonesia begitu juga untuk muslimin, muslimat dan ummat dengan sebaik-baiknya pengganti yaa arhamar rohimiin wa yaa akromal akromiin.
Bersambung Sayyid Mundzir dengan rahasia menyambut Allah sejak kecil dan dia termasuk yg pertama datang ke Darul Musthofa di Tareem, termasuk yg sungguh-sungguh, berpakaian dengan selimut cinta dan Allah swt menyiapkannya untuk memberikan kemanfaatan yang banyak untuk hambanya..
Habib Umar, Halaman Facebook Habib Umar, 2013[27]

Meninggalnya Habib Munzir bin Fuad al-Musawa mengejutkan banyak pihak. Ucapan belasungkawa datang dari berbagai kalangan, mulai dari ulama, pejabat, tokoh dan tentu saja jamaah setia ia. Presiden SBY pun menyempatkan diri menyambangi rumah duka, di Komplek Liga Mas, Jalan Cikoko Barat II, dan menyampaikan rasa belasungkawa yang dalam kepada keluarga almarhum.[28] SBY datang sekitar pukul 09.40 WIB, disambut keluarga almarhum Habib Munzir dan langsung ke ruang tamu dimana jenazah disemayamkan. Sekitar 20 menit bertakziah, SBY pun mengungkapkan rasa belasungkawanya kepada keluarga beserta jamaah Majelis Rasulullah.

"Ketika beberapa kali
memperingati Maulid Nabi saya bersama ia.
Dia seorang ulama muda, arif,
bijaksana sesuai dengan Indonesia religius,
juga menginginkan Islam yang islami,
membawa keteduhan tutur katanya,
mencintai keadilan, serta kaum duafa,
menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar,
dan Islam untuk semesta alam."
— Presiden SBY,2013[29][30]

Dalam sambutannya, SBY mengatakan sangat berduka dengan meninggalnya Habib Munzir.SBY mengatakan bahwa selama hidup Habib Munzir mempunyai pandangan yang jernih.Almarhum juga kerap memberikan nasihat yang sangat membekas. SBY mengenal almarhum sebagai sosok muda yang bijaksana. Lebih jauh, SBY pun meminta kepada jemaah untuk mendoakan agar keluarga Habib Munzir diberikan kekuatan menghadapi cobaan ini.

Selain SBY, tampak juga sejumlah tokoh yang melayat ke rumah duka. Mereka antara lain, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Ketua DPR RI Marzuki Alie dan Anggota DPR , Ruhut Sitompul, Rhoma Irama dan mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Fadel Muhammad, Menakertrans Muhaimin Iskandar dan koleganya, Menteri PDT Helmy Faishal Zaini.
Ta'ziyah sebelum zhuhur, sebelum sholat mayit di Mesjid Al Munawwar Jakarta Selatan. Tampak Al-Habib Jindan bin Novel bin Jindan disebelah kanan Ustadz Arifin Ilham

Kebersahajaan pribadi ia meninggalkan kesan mendalam bagi orang-orang yang pernah berinteraksi dengan pribadi santun ini, salah satunya adalah Pimpinan Majelis Zikir Az-Zikra Ustadz Muhammad Arifin Ilham. Ustadz Arifin Ilham menyebut almarhum Habib Munzir Al Musawa sebagai ulama yang mencintai dan dicintai Allah SWT sehingga dipanggil lebih cepat.

Diberitakan hadir juga Ustadz Yusuf Mansur yang mengenakan baju koko warna putih dan peci hitam, langsung disambut ribuan jamaah yang ada dilokasi. Ustadz Yusuf Mansur bersyukur akhirnya bisa menerobos kerumunan jamaah takziyah.

Ribuan jamaah berdatangan ke rumah duka almarhum Habib Munzir al-Musawwa di kompleks liga mas, Pancoran, Jakarta Selatan, pada hari Minggu, 15 September 2013. Arus lalu lintas menuju rumah duka di kompleks Liga Mas sempat mengalami kemacetan. Jalan Raya Pasar Minggu mulai dibanjiri manusia dan menyebabkan arus lalu lintas tersendat. Antrian kendaraan mengular hingga ke jalan MT Haryono arah Pancoran. Selain itu, kemacetan juga disebabkan, karena banyaknya pelayat yang memarkir motornya di Masjid Al Munawar, yang berdekatan dengan rumah duka. Diberitakan juga bahwa puluhan anggota polisi tampak berjaga dan mengatur arus lalu lintas.

"Berkali-kali dia sering bertemu dengan saya. Ia mengatakan bahwa saya ini dipanggil oleh Allah SWT pada umur 40 tahun, saya bilang jangan bilang seperti itu habib, umat ini masih banyak, antum masih diperlukan oleh jutaan umat, di luar dugaan saya, kemarin diberitahukan ia meninggalkan kita semua. Tapi spirit ia harus kita jaga bersama. Dan semangat ia harus kita teruskan, kita harus jaga terus agar majelis ini betul-betul menerusakan semangatnya "
— Fadel Muhammad, 2013[35]

"Sosok almarum itu dibutuhkan, sehingga bangsa ini yang sedang menghadapi banyak persoalan semoga lebih sabar dengan kepergian almarhum."
— Ketua DPR RI Marzuki Alie,2013[36]

Sebelum dikebumikan, jenazah Habib Munzir disemayamkan di Masjid Al-Munawar sebelum akhirnya dibawa ke masjid di TPU Habib Kuncung, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan untuk dishalatkan secara berjamaah oleh ribuan jamaah Majelis Rasulullah yang dipimpin Al-Habib Nagib bin Syekh Abu Bakar.

Habib Munzir dimakamkan di pemakaman umum Habib Kuncung di Kalibata pada hari Senin 16 September 2013 sekitar jam 13:00 WIB.
Ribuan jamaah memadati Masjid Al Munawar sebelum menshalatkan Jenazah Almarhum Habib Munzir Al Musawa
Ribuan jamaah memadati Masjid Al Munawar 
sebelum menshalatkan Jenazah Almarhum Habib Munzir Al Musawa
Saat Presiden SBY dan jamaah menyolatkan jenazah Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa, Jakarta

Kun-yah     Munzir
Nasab    
Jalur ayah

Munzir bin Fuad bin Abdurrahman bin Ali bin Abdurrahman bin Ali bin Aqil bin Ahmad bin Abdurrahman bin Umar bin Abdurrahman bin Sulaiman bin Yaasin bin Ahmad Al-Musawa bin Muhammad Muqallaf bin Ahmad bin Abubakar As Sakran bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghayur bin Muhammad al-Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali' Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa Ar-Rumiy bin Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy bin Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Hussein dari Fatimah az-Zahra Putri Rasulullah SAW

Lahir     Cipanas,23 Februari 1973 (umur 43)
[Kalender Hijriyah: 19 Muharram 1393]

Wafat     15 September 2013 (umur 40)
[Kalender Hijriyah: 10 Zulqaidah 1434]
Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Sebab wafat     Asma, Serangan jantung
Dimakamkan di     TPU Habib Kuncung, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan
Nama lain     Mumun
Kebangsaan     Indonesia
Etnis     Arab, suku Quraisy, bani Hasyimiyah
Zaman     Abad ke-21
Wilayah aktif     Nusantara
Jabatan     Ulama
Da'i
Pemimpin Majelis Rasulullah SAW
Mazhab Fikih     Mazhab Syafi'i
Organisasi     Majelis Rasulullah SAW
Alma mater     Dar-al Musthafa
Dipengaruhi  oleh Al-Habib Umar bin Hafidz BSA

Mempengaruhi Majelis Rasulullah

Situs web     majelisrasulullah.org

Istri     Syarifah Khadijah Al-Juneid
Keturunan   
1. Fathimah al-Musawa
2. Muhammad al-Musawa
3. Hasan al-Musawa

Orang tua   
Al-Habib Fuad bin Abdurrahman al-Musawa

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Munzir_bin_Fuad_Al-Musawa

Imam Bukhari

Kelahiran dan Masa Kecil Imam Bukhari

Imam Bukhari (semoga Allah merahmatinya) lahir di Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah. Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Badrdizbah Al-Ju'fiy Al Bukhari, namun beliau lebih dikenal dengan nama Bukhari. Beliau lahir pada hari Jumat, tepatnya pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Kakeknya bernama Bardizbeh, turunan Persi yang masih beragama Zoroaster. Tapi orangtuanya, Mughoerah, telah memeluk Islam di bawah asuhan Al-Yaman el-Ja’fiy. Sebenarnya masa kecil Imam Bukhari penuh dengan keprihatinan. Di samping menjadi anak yatim, juga tidak dapat melihat karena buta (tidak lama setelah lahir, beliau kehilangan penglihatannya tersebut). Ibunya senantiasa berusaha dan berdo'a untuk kesembuhan beliau. Alhamdulillah, dengan izin dan karunia Allah, menjelang usia 10 tahun matanya sembuh secara total.

Imam Bukhari adalah ahli hadits yang termasyhur diantara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah. Bahkan dalam kitab-kitab fiqih dan hadits, hadits-hadits beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu Hadits). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.

Tempat beliau lahir kini termasuk wilayah Rusia, yang waktu itu memang menjadi pusat kebudayaan ilmu pengetahuan Islam sesudah Madinah, Damaskus dan Bagdad. Daerah itu pula yang telah melahirkan filosof-filosof besar seperti al-Farabi dan Ibnu Sina. Bahkan ulama-ulama besar seperti Zamachsari, al-Durdjani, al-Bairuni dan lain-lain, juga dilahirkan di Asia Tengah. Sekalipun daerah tersebut telah jatuh di bawah kekuasaan Uni Sovyet (Rusia), namun menurut Alexandre Benningsen dan Chantal Lemercier Quelquejay dalam bukunya "Islam in the Sivyet Union" (New York, 1967), pemeluk Islamnya masih berjumlah 30 milliun. Jadi merupakan daerah yang pemeluk Islam-nya nomor lima besarnya di dunia setelah Indonesia, Pakistan, India dan Cina.

Keluarga dan Guru Imam Bukhari

Imam Bukhari dididik dalam keluarga ulama yang taat beragama. Dalam kitab As-Siqat, Ibnu Hibban menulis bahwa ayahnya dikenal sebagai orang yang wara' dalam arti berhati-hati terhadap hal-hal yang hukumnya bersifat syubhat (ragu-ragu), terlebih lebih terhadap hal-hal yang sifatnya haram. Ayahnya adalah seorang ulama bermadzhab Maliki dan merupakan mudir dari Imam Malik, seorang ulama besar dan ahli fikih. Ayahnya wafat ketika Bukhari masih kecil.

Perhatiannya kepada ilmu hadits yang sulit dan rumit itu sudah tumbuh sejak usia 10 tahun, hingga dalam usia 16 tahun beliau sudah hafal dan menguasai buku-buku seperti "al-Mubarak" dan "al-Waki". Bukhari berguru kepada Syekh Ad-Dakhili, ulama ahli hadits yang masyhur di Bukhara. Pada usia 16 tahun bersama keluarganya, ia mengunjungi kota suci Mekkah dan Madinah, dimana di kedua kota suci itu beliau mengikuti kuliah para guru-guru besar ahli hadits. Pada usia 18 tahun beliau menerbitkan kitab pertamanya "Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien" (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien).

Bersama gurunya Syekh Ishaq, beliau menghimpun hadits-hadits shahih dalam satu kitab, dimana dari satu juta hadits yang diriwayatkan oleh 80.000 perawi disaring lagi menjadi 7275 hadits. Diantara guru-guru beliau dalam memperoleh hadits dan ilmu hadits antara lain adalah Ali bin Al Madini, Ahmad bin Hanbali, Yahya bin Ma'in, Muhammad bin Yusuf Al Faryabi, Maki bin Ibrahim Al Bakhi, Muhammad bin Yusuf al Baykandi dan Ibnu Rahwahih. Selain itu ada 289 ahli hadits yang haditsnya dikutip dalam kitab Shahih-nya.

Kejeniusan Imam Bukhari

Bukhari diakui memiliki daya hapal tinggi, yang diakui oleh kakaknya Rasyid bin Ismail. Kakak sang Imam ini menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendekiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah. Ia sering dicela membuang waktu karena tidak mencatat, namun Bukhari diam tak menjawab. Suatu hari, karena merasa kesal terhadap celaan itu, Bukhari meminta kawan-kawannya membawa catatan mereka, kemudian beliau membacakan secara tepat apa yang pernah disampaikan selama dalam kuliah dan ceramah tersebut. Tercenganglah mereka semua, lantaran Bukhari ternyata hafal di luar kepala 15.000 hadits, lengkap dengan keterangan yang tidak sempat mereka catat.

Ketika sedang berada di Bagdad, Imam Bukhari pernah didatangi oleh 10 orang ahli hadits yang ingin menguji ketinggian ilmu beliau. Dalam pertemuan itu, 10 ulama tersebut mengajukan 100 buah hadits yang sengaja "diputar-balikkan" untuk menguji hafalan Imam Bukhari. Ternyata hasilnya mengagumkan. Imam Bukhari mengulang kembali secara tepat masing-masing hadits yang salah tersebut, lalu mengoreksi kesalahannya, kemudian membacakan hadits yang benarnya. Ia menyebutkan seluruh hadits yang salah tersebut di luar kepala, secara urut, sesuai dengan urutan penanya dan urutan hadits yang ditanyakan, kemudian membetulkannya. Inilah yang sangat luar biasa dari sang Imam, karena beliau mampu menghafal hanya dalam waktu satu kali dengar.

Selain terkenal sebagai seorang ahli hadits, Imam Bukhari ternyata tidak melupakan kegiatan lain, yakni olahraga. Ia misalnya sering belajar memanah sampai mahir, sehingga dikatakan sepanjang hidupnya, sang Imam tidak pernah luput dalam memanah kecuali hanya dua kali. Keadaan itu timbul sebagai pengamalan sunnah Rasul yang mendorong dan menganjurkan kaum Muslimin belajar menggunakan anak panah dan alat-alat perang lainnya.

Karya-karya Imam Bukhari

Karyanya yang pertama berjudul "Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien" (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien). Kitab ini ditulisnya ketika masih berusia 18 tahun. Ketika menginjak usia 22 tahun, Imam Bukhari menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama-sama dengan ibu dan kakaknya yang bernama Ahmad. Di sanalah beliau menulis kitab "At-Tarikh" (sejarah) yang terkenal itu. Beliau pernah berkata, "Saya menulis buku "At-Tarikh" di atas makam Nabi Muhammad SAW di waktu malam bulan purnama".

Karya Imam Bukhari lainnya antara lain adalah
kitab Al-Jami' ash Shahih,
Al-Adab al Mufrad,
At Tharikh as Shaghir,
At Tarikh Al Awsat,
At Tarikh al Kabir,
At Tafsir Al Kabir,
Al Musnad al Kabir,
Kitab al 'Ilal,
Raf'ul Yadain fis Salah,
Birrul Walidain,
Kitab Ad Du'afa,
Asami As Sahabah
Al Hibah.

Diantara semua karyanya tersebut, yang paling monumental adalah kitab Al-Jami' as-Shahih yang lebih dikenal dengan nama Shahih Bukhari.


Dalam sebuah riwayat diceritakan, Imam Bukhari berkata: "Aku bermimpi melihat Rasulullah saw., seolah-olah aku berdiri di hadapannya, sambil memegang kipas yang kupergunakan untuk menjaganya. Kemudian aku tanyakan mimpi itu kepada sebagian ahli ta'bir, ia menjelaskan bahwa aku akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan dari hadits-hadits Rasulullah saw. Mimpi inilah, antara lain, yang mendorongku untuk melahirkan kitab Al-Jami' As-Sahih."

Dalam menghimpun hadits-hadits shahih dalam kitabnya tersebut, Imam Bukhari menggunakan kaidah-kaidah penelitian secara ilmiah dan sah yang menyebabkan keshahihan hadits-haditsnya dapat dipertanggungjawabkan. Ia berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meneliti dan menyelidiki keadaan para perawi, serta memperoleh secara pasti kesahihan hadits-hadits yang diriwayatkannya.

Imam Bukhari senantiasa membandingkan hadits-hadits yang diriwayatkan, satu dengan lainnya, menyaringnya dan memilih mana yang menurutnya paling shahih. Sehingga kitabnya merupakan batu uji dan penyaring bagi hadits-hadits tersebut. Hal ini tercermin dari perkataannya: "Aku susun kitab Al Jami' ini yang dipilih dari 600.000 hadits selama 16 tahun."

Banyak para ahli hadits yang berguru kepadanya, diantaranya adalah Syekh Abu Zahrah, Abu Hatim Tirmidzi, Muhammad Ibn Nasr dan Imam Muslim bin Al Hajjaj (pengarang kitab Shahih Muslim). Imam Muslim  menceritakan : "Ketika Muhammad bin Ismail (Imam Bukhari) datang ke Naisabur, aku tidak pernah melihat seorang kepala daerah, para ulama dan penduduk Naisabur yang memberikan sambutan seperti apa yang mereka berikan kepadanya." Mereka menyambut kedatangannya dari luar kota sejauh dua atau tiga marhalah (100 km), sampai-sampai Muhammad bin Yahya Az Zihli (guru Imam Bukhari) berkata : "Barang siapa hendak menyambut kedatangan Muhammad bin Ismail besok pagi, lakukanlah, sebab aku sendiri akan ikut menyambutnya."

Penelitian Hadits

Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadits shahih, Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para perawi hadits, mengumpulkan dan menyeleksi haditsnya. Diantara kota-kota yang disinggahinya antara lain Bashrah, Mesir, Hijaz (Mekkah, Madinah), Kufah, Baghdad sampai ke Asia Barat. Di Baghdad, Bukhari sering bertemu dan berdiskusi dengan ulama besar Imam Ahmad bin Hanbali. Dari sejumlah kota-kota itu, ia bertemu dengan 80.000 perawi. Dari merekalah beliau mengumpulkan dan menghafal satu juta hadits.

Namun tidak semua hadits yang ia hapal kemudian diriwayatkan, melainkan terlebih dahulu diseleksi dengan seleksi yang sangat ketat, diantaranya apakah sanad (riwayat) dari hadits tersebut bersambung dan apakah perawi (periwayat / pembawa) hadits itu terpercaya dan tsiqqah (kuat). Menurut Ibnu Hajar Al Asqalani, akhirnya Bukhari menuliskan sebanyak 9082 hadis dalam karya monumentalnya Al Jami' as-Shahih yang dikenal sebagai Shahih Bukhari.

Dalam meneliti dan menyeleksi hadits dan diskusi dengan para perawi tersebut, Imam Bukhari sangat sopan. Kritik-kritik yang ia lontarkan kepada para perawi juga cukup halus namun tajam. Kepada para perawi yang sudah jelas kebohongannya ia berkata, "perlu dipertimbangkan, para ulama meninggalkannya atau para ulama berdiam dari hal itu" sementara kepada para perawi yang haditsnya tidak jelas ia menyatakan "Haditsnya diingkari". Bahkan banyak meninggalkan perawi yang diragukan kejujurannya. Beliau berkata "Saya meninggalkan 10.000 hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang perlu dipertimbangkan dan meninggalkan hadits-hadits dengan jumlah yang sama atau lebih, yang diriwayatan oleh perawi yang dalam pandanganku perlu dipertimbangkan".

Banyak para ulama atau perawi yang ditemui sehingga Bukhari banyak mencatat jati diri dan sikap mereka secara teliti dan akurat. Untuk mendapatkan keterangan yang lengkap mengenai sebuah hadits, mencek keakuratan sebuah hadits ia berkali-kali mendatangi ulama atau perawi meskipun berada di kota-kota atau negeri yang jauh seperti Baghdad, Kufah, Mesir, Syam, Hijaz seperti yang dikatakan beliau "Saya telah mengunjungi Syam, Mesir dan Jazirah masing-masing dua kali, ke Basrah empat kali menetap di Hijaz selama enam tahun dan tidak dapat dihitung berapa kali saya mengunjungi Kufah dan Baghdad untuk menemui ulama-ulama ahli hadits."

Disela-sela kesibukannya sebagai sebagai ulama, pakar hadits, ia juga dikenal sebagai ulama dan ahli fiqih, bahkan tidak lupa dengan kegiatan kegiatan olahraga dan rekreatif seperti belajar memanah sampai mahir, bahkan menurut suatu riwayat, Imam Bukhari tidak pernah luput memanah kecuali dua kali.

Metode Imam Bukhari dalam Menulis Kitab Hadits

Sebagai intelektual muslim yang berdisiplin tinggi, Imam Bukhari dikenal sebagai pengarang kitab yang produktif. Karya-karyanya tidak hanya dalam disiplin ilmu hadits, tapi juga ilmu-ilmu lain, seperti tafsir, fikih, dan tarikh. Fatwa-fatwanya selalu menjadi pegangan umat sehingga ia menduduki derajat sebagai mujtahid mustaqil (ulama yang ijtihadnya independen), tidak terikat pada mazhab tertentu, sehingga mempunyai otoritas tersendiri dalam berpendapat dalam hal hukum.

Pendapat-pendapatnya terkadang sejalan dengan Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi, pendiri mazhab Hanafi), tetapi terkadang bisa berbeda dengan beliau. Sebagai pemikir bebas yang menguasai ribuan hadits shahih, suatu saat beliau bisa sejalan dengan Ibnu Abbas, Atha ataupun Mujahid dan bisa juga berbeda pendapat dengan mereka.

Diantara puluhan kitabnya, yang paling masyhur ialah kumpulan hadits shahih yang berjudul Al-Jami' as-Shahih, yang belakangan lebih populer dengan sebutan Shahih Bukhari. Ada kisah unik tentang penyusunan kitab ini. Suatu malam Imam Bukhari bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw., seolah-olah Nabi Muhammad saw. berdiri dihadapannya. Imam Bukhari lalu menanyakan makna mimpi itu kepada ahli mimpi. Jawabannya adalah beliau (Imam Bukhari) akan menghancurkan dan mengikis habis kebohongan yang disertakan orang dalam sejumlah hadits Rasulullah saw. Mimpi inilah, antara lain yang mendorong beliau untuk menulis kitab "Al-Jami 'as-Shahih".

Dalam menyusun kitab tersebut, Imam Bukhari sangat berhati-hati. Menurut Al-Firbari, salah seorang muridnya, ia mendengar Imam Bukhari berkata. "Saya susun kitab Al-Jami' as-Shahih ini di Masjidil Haram, Mekkah dan saya tidak mencantumkan sebuah hadits pun kecuali sesudah shalat istikharah dua rakaat memohon pertolongan kepada Allah, dan sesudah meyakini betul bahwa hadits itu benar-benar shahih". Di Masjidil Haram-lah ia menyusun dasar pemikiran dan bab-babnya secara sistematis.

Setelah itu ia menulis mukaddimah dan pokok pokok bahasannya di Rawdah Al-Jannah, sebuah tempat antara makam Rasulullah dan mimbar di Masjid Nabawi di Madinah. Barulah setelah itu ia mengumpulkan sejumlah hadits dan menempatkannya dalam bab-bab yang sesuai. Proses penyusunan kitab ini dilakukan di dua kota suci tersebut dengan cermat dan tekun selama 16 tahun. Ia menggunakan kaidah penelitian secara ilmiah dan cukup modern sehingga hadits haditsnya dapat dipertanggung-jawabkan.

Dengan bersungguh-sungguh ia meneliti dan menyelidiki kredibilitas para perawi sehingga benar-benar memperoleh kepastian akan keshahihan hadits yang diriwayatkan. Ia juga selalu membandingkan hadits satu dengan yang lainnya, memilih dan menyaring, mana yang menurut pertimbangannya secara nalar paling shahih. Dengan demikian, kitab hadits susunan Imam Bukhari benar-benar menjadi batu uji dan penyaring bagi sejumlah hadits lainnya. "Saya tidak memuat sebuah hadits pun dalam kitab ini kecuali hadits-hadits shahih", katanya suatu saat.

Di belakang hari, para ulama hadits menyatakan, dalam menyusun kitab Al-Jami' as-Shahih, Imam Bukhari selalu berpegang teguh pada tingkat keshahihan paling tinggi dan tidak akan turun dari tingkat tersebut, kecuali terhadap beberapa hadits yang bukan merupakan materi pokok dari sebuah bab.

Menurut Ibnu Shalah, dalam kitab Muqaddimah, kitab Shahih Bukhari itu memuat 7275 hadits. Selain itu ada hadits-hadits yang dimuat secara berulang, dan ada 4000 hadits yang dimuat secara utuh tanpa pengulangan. Penghitungan itu juga dilakukan oleh Syekh Muhyiddin An Nawawi dalam kitab At-Taqrib. Dalam hal itu, Ibnu Hajar Al-Atsqalani dalam kata pendahuluannya untuk kitab Fathul Bari (yakni syarah atau penjelasan atas kitab Shahih Bukhari) menulis, semua hadits shahih yang dimuat dalam Shahih Bukhari (setelah dikurangi dengan hadits yang dimuat secara berulang) sebanyak 2.602 buah. Sedangkan hadits yang mu'allaq (ada kaitan satu dengan yang lain, bersambung) namun marfu (diragukan) ada 159 buah. Adapun jumlah semua hadits shahih termasuk yang dimuat berulang sebanyak 7397 buah. Perhitungan berbeda diantara para ahli hadits tersebut dalam mengomentari kitab Shahih Bukhari semata-mata karena perbedaan pandangan mereka dalam ilmu hadits.

Terjadinya Fitnah

Muhammad bin Yahya Az-Zihli berpesan kepada para penduduk agar menghadiri dan mengikuti pengajian yang diberikannya. Ia berkata: "Pergilah kalian kepada orang alim dan saleh itu, ikuti dan dengarkan pengajiannya." Namun tak lama kemudian ia mendapat fitnah dari orang-orang yang dengki. Mereka menuduh sang Imam sebagai orang yang berpendapat bahwa "Al-Qur'an adalah makhluk".

Hal inilah yang menimbulkan kebencian dan kemarahan gurunya, Az-Zihli kepadanya. Kata Az-Zihli : "Barang siapa berpendapat bahwa lafadz-lafadz Al-Qur'an adalah makhluk, maka ia adalah ahli bid'ah. Ia tidak boleh diajak bicara dan majelisnya tidak boleh didatangi. Dan barang siapa masih mengunjungi majelisnya, curigailah dia." Setelah adanya ultimatum tersebut, orang-orang mulai menjauhinya.

Sebenarnya, Imam Bukhari terlepas dari fitnah yang dituduhkan kepadanya itu. Diceritakan, seseorang berdiri dan mengajukan pertanyaan kepadanya: "Bagaimana pendapat Anda tentang lafadz-lafadz Al-Qur'an, makhluk ataukah bukan?" Bukhari berpaling dari orang itu dan tidak mau menjawab kendati pertanyaan itu diajukan sampai tiga kali.

Tetapi orang itu terus mendesak. Ia pun menjawab: "Al-Qur'an adalah kalam Allah, bukan makhluk, sedangkan perbuatan manusia adalah makhluk dan fitnah merupakan bid'ah." Pendapat yang dikemukakan Imam Bukhari ini, yakni dengan membedakan antara yang dibaca dengan bacaan, adalah pendapat yang menjadi pegangan para ulama ahli tahqiq (pengambil kebijakan) dan ulama salaf. Tetapi dengki dan iri adalah buta dan tuli. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Bukhari pernah berkata : "Iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang. Al-Quran adalah kalam Allah, bukan makhluk. Sahabat Rasulullah SAW, yang paling utama adalah Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali. Dengan berpegang pada keimanan inilah aku hidup, aku mati dan dibangkitkan di akhirat kelak, insya Allah." Di lain kesempatan, ia berkata: "Barang siapa menuduhku berpendapat bahwa lafadz-lafadz Al-Qur'an adalah makhluk, ia adalah pendusta."

Wafatnya Imam Bukhari

Suatu ketika penduduk Samarkand mengirim surat kepada Imam Bukhari. Isinya, meminta dirinya agar menetap di negeri itu (Samarkand). Ia pun pergi memenuhi permohonan mereka. Ketika perjalanannya sampai di Khartand, sebuah desa kecil terletak dua farsakh (sekitar 10 Km) sebelum Samarkand, ia singgah terlebih dahulu untuk mengunjungi beberapa familinya. Namun disana beliau jatuh sakit selama beberapa hari. Dan Akhirnya meninggal pada tanggal 31 Agustus 870 M (256 H) pada malam Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari. Beliau dimakamkan selepas Shalat Dzuhur pada Hari Raya Idul Fitri. Sebelum meninggal dunia, ia berpesan bahwa jika meninggal nanti jenazahnya agar dikafani tiga helai kain, tanpa baju dalam dan tidak memakai sorban. Pesan itu dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat setempat. Beliau meninggal tanpa meninggalkan seorang anakpun.


Sumber:  
- https://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Bukhari
- https://id.wikipedia.org/wiki/Shahih_Bukhari

Download Kitab Shahih Bukhari - versi pdf ( 30,185 KB ) via 4Shared
Download Ringkasan Kitab Bukhari Muslim versi CHM ( 4,402 KB ) 
Semoga bermanfaat untuk sesama.
Aamiin.