Keraton Yogyakarta

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Tugu Yogyakarta

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Malioboro Yogyakarta

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Candi Borobudur

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Taman Sari Yogyakarta

Yogyakarta Berhati Nyaman.

Tampilkan postingan dengan label Hikmah.. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hikmah.. Tampilkan semua postingan

Kisah Dibalik Lahirnya Seorang Shalahuddin Al Ayyubi





Kisah Dibalik Lahirnya Seorang Shalahuddin Al Ayyubi

Bahwasanya Nazmuddin Ayyub—penguasa Tikrit—belum menikah dalam waktu yang lama. Maka, bertanyalah saudaranya—Asaduddin Syerkuh, “Saudaraku, mengapa kamu belum menikah?”

Najmuddin menjawab, “Aku belum mendapatkan yang cocok.”

Asaduddin berkata, “Maukah aku lamarkan seseorang untukmu?”

Dia berkata, “Siapa?”

Ia menjawab, “Puteri Malik Syah—anak Sultan Muhammad bin Malik Syah—Raja bani Saljuk atau putri Nidzamul Malik—dulu menteri dari para menteri agung zaman Abbasiyah.”

Maka, Najmuddin berkata, “Mereka tidak cocok untukku.”

Maka, heranlah Asaduddin Syerkuh. Ia berkata, “Lantas, siapa yang cocok bagimu?”

Jawaban Najmuddin

Najmuddin menjawab, “Aku menginginkan istri yang salihah yang bisa menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia tarbiyah dengan baik hingga jadi pemuda dan ksatria serta mampu mengembalikan Baitul Maqdis ke tangan kaum muslimin.”

Waktu itu, Baitul Maqdis dijajah oleh pasukan salib dan Najmuddin masa itu tinggal di Tikrit, Irak, yang berjarak jauh dari lokasi tersebut. Namun, hati dan pikirannya senantiasa terpaut dengan Baitul Maqdis.

Impiannya adalah menikahi istri yang salihah dan melahirkan ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis ke pangkuan kaum muslimin.

Asaduddin tidak terlalu heran dengan ungkapan saudaranya, ia berkata, “Di mana kamu bisa mendapatkan yang seperti ini?”

Najmuddin menjawab, “Barang siapa ikhlas niat karena Allah akan Allah karuniakan pertolongan.”

Maka, pada suatu hari, Najmuddin duduk bersama seorang Syaikh di masjid Tikrit dan berbincang-bincang.

Datanglah seorang gadis memanggil Syaikh dari balik tirai dan Syaikh tersebut minta izin Najmuddin untuk bicara dengan si gadis.

Najmuddin mendengar Syaikh berkata padanya, “Kenapa kau tolak utusan yang datang ke rumahmu untuk meminangmu?”

Gadis itu menjawab, “Wahai, Syaikh. Ia adalah sebaik-baik pemuda yang punya ketampanan dan kedudukan, tetapi ia tidak cocok untukku.”

Syaikh berkata, “Siapa yang kau inginkan?”

Gadis itu menjawab, “Aku ingin seorang pemuda yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan darinya anak yang menjadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.

Dia Cocok Untukku!

Najmuddin bagai disambar petir saat mendengar kata-kata wanita dari balik tirai itu.

Allahu Akbar!
Itu kata-kata yang sama yang diucapkan Najmuddin kepada saudaranya. Sama persis dengan kata-kata yang diucapkan gadis itu kepada Syaikh.

Bagaimana mungkin ini terjadi kalau tak ada campur tangan Allah yang Mahakuasa?

Najmuddin menolak putri Sultan dan Menteri yang punya kecantikan dan kedudukan. Begitu juga gadis itu menolak pemuda yang punya kedudukan dan ketampanan.

Apa maksud ini semua? Keduanya menginginkan tangan yang bisa menggandeng ke surga dan melahirkan darinya ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.

Seketika itu Najmuddin berdiri dan memanggil sang Syaikh, “Aku ingin menikah dengan gadis ini.”

Syaikh mulanya kebingungan. Namun, akhirnya beliau menjawab dengan heran, “Mengapa? Dia gadis kampung yang miskin.”

Najmuddin berkata, “Ini yang aku inginkan. Aku ingin istri salihah yang menggandeng tanganku ke surga dan melahirkan anak yang dia didik jadi ksatria yang akan mengembalikan Baitul Maqdis kepada kaum muslimin.”

Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (Q.S. Ar-Ruum: 21)

Maka, menikahlah Najmuddin Ayyub dengan gadis ini.

Tak lama kemudian, lahirlah putra Najmuddin yang menjadi ksatria yang mengembalikan Baitul Maqdis ke haribaan kaum muslimin. Namanya adalah
SHALAHUDIN AL AYYUBI

Inilah visi mereka dalam menikah.

Apa visi Anda dalam pernikahan?

Alhamdulillah
Allahumma sholli alaa Muhammad
Semoga bermanfaat

Al Fatihah
Aamiin

Sumber :
https://abiummi.com/inilah-kisah-mengharukan-pernikahan-orang-tua-salahudin-al-ayubi/

Profil Shalahuddin Al Ayyubi :
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Salahuddin_Ayyubi

Perspektif‬ - ‪Perspective ‬- Cara Sudut Pandang

#‎Perspektif‬ - ‪#‎Perspective‬- Cara Sudut Pandang

Tentang kisah seorang Ayah yang menjadi pedagang,
yang berpesan kepada kedua puteranya,menjelang kematiannya.

Pesannya :
1.Jangan menagih hutang dagangannya.
2.Jangan terkena matahari saat berdagang.

Setelah 1 tahun,sang Ibu menengok keadaan kedua puteranya.

Ketika menengok putera pertamanya,sang Ibu melihat keadaan puteranya dalam keadaan kesusahan dan miskin.Lalu ditanyakan kepadanya,mengapa keadaanmu seperti ini?

Jawab putera pertamanya :
Alhamdulillah,ini karena saya melaksanakan wasiat pesan Ayah,yaitu :
1.Jangan menagih hutang dagangannya,
maka saya tidak pernah menagih hutang para pelanggan saya.
2.Jangan terkena matahari saat berdagang,
maka kemana-mana saya selalu sewa mobil atau pakai taxi.

Lalu sang Ibu menengok puteranya yang kedua,dan melihat puteranya dalam keadaan sejahtera dan berkecukupan,lalu ditanyakan kepadanya,mengapa dia bisa demikian keadaannya?

Jawab putera keduanya :
Alhamdulillah,ini karena saya melaksanakan wasiat Ayah,yaitu :
1.Jangan menagih hutang dagangannya,
maka saya selalu menjual cash/tunai dagangan2 saya.
2.Jangan terkena matahari saat berdagang,
maka saya selalu berangkat sebelum matahari terbit,
dan pulang ketika matahari terbenam.

Pesan moral :
Pertama :
Keaneka ragaman dalam cara berpikir & cara memandang kehidupan,menjadikan kita2 berbeda2 keadaan & berbeda dalam bersikap,walaupun sama2 hidup di dunia yang sama,dibawah matahari yang sama,bahkan walaupun ber-Tuhan,ber-Kitab,ber-Nabi,ber-Guru,ber-orang tua,dan bersekolah di tempat yang sama.

Cara berpikir dan cara pandang mata & hati kita adalah ibarat kaca mata.

Jika "kaca mata" kita gelap,maka gelaplah dunia kita.
Jika "kaca mata" kita bening,maka cerahlah dunia kita.

Kedua :
Benar dan salah menurut manusia bersifat relatif.
Sementara kebenaran Tuhan bersifat Mutlak.

Maka carilah Guru2 yang Mursyid agar tidak tersesat,
sebagaimana Iblis yang memandang baik dan benar cara pandangnya,dan memandang salah cara pandang Tuhannya.

Ketika Nabi Adam alaihissalam berbuat salah,dia memohon ampun.
Sedang Iblis jika bersalah,dia menyalahkan takdir Tuhannya
dan minta ditangguhkan hukumannya sampai hari kiamat.

Bahkan dalam Surah Al-Kahfi dikisahkan,
seorang Nabi Musa alaihissalam pun "berbeda" cara pikir & cara pandangnya,
dengan Kanjeng Nabi Khidr alaihissalam,
apalagi cuman diri2 kita2 yang "salah" dalam memandang kehidupan.

Kesimpulan :
1.Tugas kita hanya menyampaikan kebaikan dengan cara yang baik,
di waktu yang tepat dengan tujuan yang baik.
2.‪#‎IQRO‬' - bacalah yang tersurat dan yang tersirat,
ayat2 kauniyah & ayat2 qouliyah-NYA.
3.Lebih bersikap bijaksana dalam menyikapi segala perbedaan,
khususnya di dunia ‪#‎facebook‬ ini.
4.‪#‎Indonesia‬ adalah negara Bhinneka Tunggal Ika,
yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan.

Semoga bermanfaat 'n have a nice day
- cmiiw

source :
https://id.wikipedia.org/wiki/Bhinneka_Tunggal_Ika